- Judul Asli Novel: 勿扰飞升 (Wù rǎo fēishēng)
- Judul Bahasa Inggris: Ascending, Do Not Disturb
- Penulis: 月下蝶影 (Yuè xià dié yǐng)
- Terjemahan / Translation: Indonesia
- List Chapter:
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 1)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 2)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 3)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 4)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 5)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 6)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 7)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 8)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 9)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 10)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 11)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 12)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 13)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 14)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 15)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 16)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 17)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 18)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 19)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 20)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 21)
Bab 6: Sekte Yunhua
Kota Yong Cheng adalah salah satu wilayah (TN: distrik) di Dunia Lingyou. Satu-satunya sekte yang dimiliki oleh kekuatan domestik di kota Yong Cheng adalah sekte Yunhua (TN: awan megah). Meskipun sekte-sekte lain juga bermunculan di kota Yong Cheng, dan mereka juga membuka berbagai toko, tetapi pusat kekuatan mereka bukan di sini.
Di kota Yong Cheng, tanahnya subur makmur, dan karakter empat musimnya juga jelas, kota ini bisa dianggap sebagai salah satu tempat terbaik di Dunia Lingyou. Mungkin karena faktor lingkungan alam dan iklim di sini mendukung, maka warga di kota ini memiliki karakter yang serba lambat (TN: nyantai), dalam beraktifitas juga lambat, bahkan para kultivator di sini pun tidak seambisius seperti kultivator dari kota-kota propinsi lain. Beberapa ribu tahun sebelumnya, saat Dunia Kultivasi masih lebih tertutup dan terbelakang, kota Yong Cheng pernah dikenal sebagai Kota Malas (26). Karena begitu banyak kultivator yang datang kesini, lantas menjadi ‘tidak termotivasi’, dan hanya ingin melewati hari-hari dengan bersantai.
26. 堕落 Duòluò sebenarnya arti kata sebenarnya adalah bejat. Tapi rasanya kurang tepat digunakan disini, karena dalam bahasa Indonesia arti bejat lebih berat artinya ketimbang hanya untuk menggambarkan seseorang adalah malas atau tidak ambisius. Makanya aku memakai kata Kota Malas saja disini.
Dengan seiring berjalannya waktu, berbagai sistem komunikasi dan transaksi di Dunia Kultivasi semakin lama menjadi semakin praktis, para kultivator semakin banyak berinteraksi, maka akhirnya kota Yong Cheng bisa terlepas dari julukan ‘Kota Malas’. Tetapi bagi para muda mudi yang memiliki cita-cita berkultivasi, sekte kultivasi pilihan pertama untuk mereka masuki, pastilah bukan sekte Yunhua. Sekte Yunhua merasa sangat tidak berkenan akan hal ini, tidak sedikit upaya publikasi yang telah mereka lakukan, sayang hasilnya tidak kelihatan. Setelah lama waktu berlalu, sekte Yunhua perlahan-lahan merasa pasrah (27), dan berkata semuanya ikut sesuai nasib saja.
27. 心如止水 Xīnrúzhǐshuǐ hatinya damai seperti air yang tenang, yang maksudnya tidak memaksa dan berdamai dengan keadaan. Aku rasa paling cocok disebut pasrah, sikap mengikuti air mengalir saja.
Namun bagi kepala sekte Yunhua yang selalu bersikap damai dan berserah diri, suasana hatinya hari ini sama sekali sedang tidak tenang. Dan yang lebih tidak tenang lagi dari dirinya, adalah Ketua Puncak Chenxia (TN: Cahaya Pagi) yang sedang duduk di bawahnya.
Di dalam sekte Yunhua, ada lima orang Ketua Puncak dan tiga orang tetua yang hidup dalam pengasingan. Tiga orang tetua ini adalah para senior yang tidak mempedulikan hal apapun. Kecuali jika menyangkut masalah hidup dan mati. Di luar itu, tidak ada seorangpun yang berharap tiga orang tetua ini untuk ikut turun tangan.
“Kepala sekte, apakah Wang Tong benar-benar……akan kembali?” Ketua Puncak Chenxia memegang secercah harapan, dan berusaha terus berjuang sampai akhir.
“Baru saja murid pertama Wang Tong memberi kabar, dan memberitahu bahwa Wang Tong telah kembali dari Dunia Fana.” Ketua sekte melihat Qing Yuan bertingkah seperti ini, dia tidak bisa menahan untuk berkata: “Untuk apa kau membuatnya marah saat itu, dan sekarang dia telah kembali. Kalau dia tidak mengajakmu berkelahi, maka dia akan melumatkan separuh gua-gua kediaman di Puncak Chenxia mu. Ketika berita ini tersebar, seluruh Dunia Lingyou akan mentertawakan kita.”
“Lagipula Dunia Lingyou telah mentertawakan kita selama ribuan tahun, mereka tidak kekurangan bahan.” Pei Huai, Ketua Puncak Wuyang (TN: Matahari Siang) berkata dengan suara pelan, “Ini bukan hal besar, tak usah diambil hati.”
“Kalau kau tidak bicara tadi, suasana hatiku akan menjadi lebih baik, dan akan menjadi lebih mudah untuk tidak ambil hati.” Heng Yan sang Kepala Sekte memelototi Pei Huai. Perbuatan bejat apa yang ia lakukan di masa kehidupan sebelumnya, sehingga ia menjadi kepala sekte bagi sekte macam ini?! Semuanya kalau melakukan apapun tidak becus, tapi kalau makan tidak pernah bersisa, dan tidak ada satupun yang tidak menyusahkan.
Pei Huai melihat ke arah langit cerah, dan tidak berani berkata apapun lagi. Dua ketua puncak yang lain mengambil sikap masabodoh, seolah-olah mereka duduk di sini hanya demi satu kegunaan; agar jumlah orangnya lengkap.
Dong, dong, dong.
Bel besar sekte berdentang tiga kali, ini adalah ritual untuk merayakan kembalinya seseorang yang penting di dalam sekte, untuk menunjukkan rasa kerinduan dan hormat dari para murid untuk para tetua.
Setelah suara bel berhenti, Qing Yuan terus mengganti posisi duduknya, ia menggunakan sikapnya untuk menunjukkan rasa gelisahnya.
Sekte Yunhua terletak di puncak sebuah gunung yang tinggi, tangga batunya dari kaki gunung menuju langsung ke gerbang dewa. Jika menapaki jalan ini, maka melambangkan terputusnya hubungan dengan Dunia Fana, dan mulai menempuh jalan berkultivasi.
Tangan Kong Hou digandeng oleh Cheng Yi sembari berdiri di atas pedang terbang. Dia melihat tangga batu yang tertutup salju di bawah kakinya berkelok-kelok menuju ke atas, seperti tidak terlihat ujungnya. Matanya penuh rasa penasaran. Seumur hidupnya, belum pernah ia melihat tangga sepanjang ini.
“Tangga ini disebut Jalan Wenxian (TN: Bertanya Kepada Dewa), tiap sekte semua memiliki jalan yang seperti ini. Orang biasa yang ingin masuk ke dalam sekte dan menempuh jalan berkultivasi, harus melewati jalan ini, barulah mereka memenuhi kualifikasi untuk bisa masuk.” Cheng Yi memberikan penjelasan kepada Kong Hou mengenai tata bangunan sekte Yunhua, “Di sana adalah Puncak Qiyue (28) tempat Guru dan kita semua tinggal.”
28. 栖月Qī yuè artinya Bulan Bertengger. Duh ga keren banget (´ε`;) . Makanya aku tetap pakai nama aslinya saja ya, jadi masih ada ilusi keren gitu.
Kong Hou melihat ke arah yang ditunjuk oleh Cheng Yi; di sebelah barat terdapat sebuah puncak gunung, di atasnya tertutupi awan dan kabut, terlihat sangat misterius. Tetapi saat ini ia tidak berani mengucapkan apa-apa, ia khawatir jika Guru dan para shixiong tiba-tiba teringat ia belum berjalan melewati Jalan Wenxian tadi, dan merasa takut kalau ia akan diturunkan di kaki gunung dan disuruh naik sendiri ke atas.
Cheng Yi mengira Kong Hou belum merasa terbiasa setelah baru saja tiba di Dunia Lingyou, dan ia tidak berpikiran macam-macam lagi. Dia membawa Kong Hou turun ke tempat berlatih ilmu bela diri yang berada di luar aula. Murid-murid yang sedang berlatih bela diri mengenakan jubah seragam berwarna biru. Ketika melihat Cheng Yi datang, satu per satu mereka menyimpan senjata mereka dan memberikan hormat kepada Cheng Yi. Sebagai murid langsung yang pertama di Puncak Qiyue, status Cheng Yi di sekte ini cukup tinggi.
“Shidi, shimei semuanya, tidak perlu terlalu sungkan.” Cheng Yi mengoreksi kesalahan teknik gerakan pedang beberapa orang murid, dan menuntun Kong Hou agar berdiri di sebelahnya untuk mengamati.
Kong Hou tidak terlalu mengerti teknik gerakan pedang, tetapi dia merasa teknik gerakan pedang orang-orang ini lebih bagus ketimbang teknik gerakan pedang yang ditampilkan di istana. Dan mereka juga tidak takut dingin. Di hari yang dingin seperti ini, rupanya mereka mengenakan pakaian brokat. Memang terlihat bagus, tetapi tidak menghangatkan.
Dia melihat ke arah langit, Guru dan shixiong kedua pergi kemana ya?
Selagi ia memikirkan ini, ia melihat awan merah berarak-arak di angkasa, angin kencang mengikis kepingan salju. Guru yang mengenakan pakaian putih cemerlang seperti salju sedang berada di atas seekor bangau yang bernyanyi, dan dengan perlahan sedang terbang mendekat.
Kong Hou terkesima menyaksikan penampilan Guru yang seperti makhluk surgawi, dan terus menatap dengan bodoh ke arah bangau yang sedang mengepakkan sayapnya. Ia merasa bahwa Guru pada saat ini adalah dewa yang sebenarnya.
Pfft.
Dia sepertinya mendengar suara pelan shixiong tertua sedang tertawa, namun ketika ia menoleh, dia hanya melihat wajah shixiong tertua dengan eskpresi muka yang serius.
Apakah tadi dia salah dengar?
Melihat Wang Tong di atas bangau langsung terbang masuk ke dalam aula, Cheng Yi berkata kepada Kong Hou: “Ayuk, mari kita masuk.”
“Ya.” Kong Hou samar-samar merasakan ada bayangan seseorang di dalam awan, dan shixiong kedua juga tidak kelihatan.
“Shixiong tertua, dimana shixiong kedua?”
“Shixiong kedua……” Cheng Yi melihat ke arah langit, “Ia sedang membantu Guru menyelesaikan tugas yang sangat penting.”
Kong Hou memperhatikan wajah shixiong tertua, dan entah kenapa merasa seperti ada suatu cerita di balik ekspresi wajah shixiong tertua ini, tampaknya ini adalah permasalahan dunia orang dewasa. Sembari mengikuti Cheng Yi berjalan masuk, Kong Hou berkata padanya dengan suara pelan: “Shixiong tertua, semua shixiong dan shijie (29) yang sedang berlatih itu, sepertinya diam-diam sedang memperhatikan kita.”
29. 师姐 Shījiě panggilan untuk kakak seperguruan wanita.
“Tidak usah kau pedulikan.” Cheng Yi menepuk-nepuk cepol rambut Kong Hou, “Anak muda penuh rasa ingin tahu, dan ilmu kultivasi mereka belum cukup.”
Kong Hou menoleh ke arah para shixiong dan shijie itu. Satu demi satu, mereka memalingkan pandangan mereka, mirip seperti para pejabat dari dinasti sebelumnya yang bergabung dengan Kaisar Jinghong. Jelas-jelas sedang dengan sembunyi-sembunyi melihat ke arah dia, tapi masih bersikap pura-pura seperti tidak terjadi apa-apa.
Ternyata dalam dunia orang dewasa penuh dengan perilaku ‘kepala tersuruk, ekor kelihatan’ (30).
30. 掩耳盗铃 yǎn’ěrdàolíng idiom asli yang digunakan dalam bahasa Cinanya adalah ini. Artinya menutup telinga untuk mencuri lonceng. Karena bunyi loncengnya akan membuat perbuatannya diketahui orang, ia sumpal telinganya sendiri agar ia tidak mendengar suaranya, sembari berpikir kalau dia tidak bisa dengar suaranya, maka orang lain juga tidak bisa dengar, dan dia tidak akan ketahuan sedang mencuri lonceng. Dalam kata lain, menutupi hal yang jelas-jelas tidak bisa ditutupi.
Di dalam aula, wajah Kepala Sekte dan empat orang Ketua Puncak diterpa salju yang tertiup angin kencang tadi. Emosi Qing Yuan sedikit meninggi, hampir dia berdiri untuk menggebrak meja dan mulai marah-marah, tetapi ketika teringat orang yang datang ini adalah Wang Tong, terpaksa dia harus menelan amarahnya.
Bangau berbunyi nyaring dan mendarat di depan aula utama, Wang Tong turun dari burung bangau tanpa tergesa-gesa, dan ia kibaskan lengan jubahnya yang lebar. Ia memberi hormat kepada Heng Yan dan berkata: “Salam hormat kepada Kepala Sekte.”
Heng Yan melihat ke arah butiran salju, bunga-bunga segar dan juga bulu-bulu burung bangau yang melayang jatuh ke lantai, lalu ia tertawa kering sembari berkata: “Shidi tidak perlu terlalu sungkan, sudah bertahun-tahun kita tidak berjumpa, bagaimana kalau kita duduk dan bercakap-cakap?”
“Terima kasih shixiong.” Wang Tong mengelus-elus jenggotnya lalu duduk di kursi kosong pertama di sebelah kiri dan kebetulan duduk berseberangan langsung dengan Qing Yuan.
“Heh.” Wang Tong menepuk-nepuk debu yang tidak terdapat di jubahnya, seperti ingin menepuk Qing Yuan keluar ruangan.
Qing Yuan sudah tidak tahan lagi: “Wang Tong, baru saja pulang, jangan langsung mencari masalah!”
Wang Tong mengangkat alisnya: “Apakah kamu kecewa melihat aku belum mati?”
Di tahun-tahun saat Wang Tong terus menerus mencari cara agar bisa melewati Ujian Hatinya, kira-kira sepuluh tahun yang lalu dia kebetulan mendengar kabar Qing Yuan diam-diam telah mengejeknya, mengatakan kalau latar belakang Wang Tong adalah dari keluarga miskin, dan tidak memiliki wawasan apa-apa. Bahkan Ujian Hatinya pun begitu menggelikan, sehingga membuat seluruh Dunia Kultivasi beramai-ramai mentertawakan mereka.
Saat itu kedua orang ini beradu, namun karena Wang Tong belum berhasil melewati Ujian Hatinya, ia kalah tipis. Setelah itu ia pergi ke Dunia Fana, dan bertahun-tahun ini belum pernah muncul lagi di sekte Yunhua.
Bertahun-tahun ini pun Qing Yuan juga mengkhawatirkan Wang Tong yang belum bisa melewati Ujian Hatinya. Kalau Wang Tong sampai mati di luar sana, maka dia akan benar-benar menjadi musuh bagi kedua murid Wang Tong. Sejujurnya dia banyak merasa bersalah selama beberapa tahun ini. Tetapi perasaan bersalah ini seketika menguap saat melihat gaya kedatangannya yang bombastis.
Melihat kedua orang ini akan memulai pertengkaran, Heng Yan sebagai Kepala Sekte memotong pembicaraan mereka: “Wang Tong, aku perhatikan ilmu kultivasi mu telah kembali seperti semula, dan juga mengalami perkembangan pesat?”
“Terimakasih atas perhatian Kepala Sekte, aku sudah berhasil melewati level Yuan Ying dan telah sampai pada tahap akhir Chu Qiao.” Wang Tong melanjutkan, “Selama ini aku terhenti pada level Jin Dan, tidak bisa maju, dan telah membuat semuanya menjadi khawatir.”
Semua orang yang hadir menghembuskan napas lega, bahkan Qing Yuan hanya menggerutu sedikit, dan tidak berkata apapun yang tidak mengenakkan.
“Selamat kepada shixiong Wang Tong, ini adalah hal yang sangat menggembirakan, kita harus mengadakan upacara kenaikan level untuk merayakan pencapaianmu.” Pei Huai menepuk-nepuk sandaran tangan pada kursinya dengan gembira, “Melewati level Yuan Ying dengan begitu mudahnya, shixiong tinggal sedikit lagi akan naik ke level Fen Shen (31).”
31. 分神 Fēn shén adalah level di atas Chu Qiao – level Wang Tong saat ini.
“Shidi bisa saja bercanda, tetapi tak lama lagi kita memang benar-benar harus mengadakan upacara, namun bukan upacara kenaikan level, melainkan upacara pelantikan murid.” Wang Tong melihat ke arah pintu aula, “Aku mengangkat seorang murid dari Dunia Fana, dan ingin mempersiapkan dia untuk menjadi murid langsung terakhirku.”
“Dunia Fana?” Qing Yuan tidak tahan untuk berkata, “Kebanyakan orang-orang dari Dunia Fana tidak memiliki bakat kemampuan berkultivasi, buat apa kamu….”
Wang Tong mengabaikan dia, dan berseru ke arah pintu: “Cheng Yi, bawa masuk shimei kecilmu.”
Mendengar cara memanggil ini, sebenarnya ia jelas sudah mengakui anak kecil dari Dunia Fana ini sebagai murid, hanya kurang mengadakan upacara pelantikan muridnya saja.
Di depan pintu aula, Cheng Yi menggandeng tangan seorang gadis kecil yang kira-kira berusia sembilan tahun. Gadis kecil itu berambut hitam lembut, namun yang paling menonjol padanya adalah sepasang matanya, mata yang bulat dan cemerlang. Bahkan bagi pria-pria tua seperti mereka yang telah hidup selama ratusan tahun, juga tidak tahan untuk hatinya timbul perasaan suka.
Para Ketua Puncak yang hadir saling bertatap-tatapan, kalau bukan karena penampilan gadis kecil ini yang terlihat sangat menawan, mereka akan hampir mengira bahwa anak ini adalah hasil hubungan Wang Tong dengan seorang wanita di Dunia Fana.
“Kong Hou memberi hormat kepada para paman semua.” Kong Hou berjalan memasuki aula lalu dengan mantap memberikan salam hormat sesuai etiket di istana. Muka kecilnya tegang dan terlihat sedikit serius.
Meskipun Heng Yan merasa menerima seorang anak kecil dari Dunia Fana untuk menjadi murid langsung yang terakhir adalah tidak tepat, tetapi ketika berhadapan dengan Kong Hou, dia tidak mampu menahan senyumnya sembari berkata: “Tidak perlu sungkan, yang berada di sini semua adalah shixiong dan shidi dari Guru mu, karena itu tidak perlu terlalu formal.”
Dia sudah tua, memang sudah umurnya menyukai anak kecil yang menggemaskan seperti ini.
“Oh?” Qing Yuan merasakan aura naga kerajaan di tubuh Kong Hou, “Kamu adalah seorang anggota keluarga kerajaan di Dunia Fana, apakah kamu yang membantu Wang Tong melewati Ujian Hatinya?”
Kong Hou tidak mengerti tentang Ujian Hati, maka ia hanya memilih menjawab pertanyaan yang dia pahami: “Ayahku adalah kaisar dari dinasti sebelumnya.”
“Kaisar dari dinasti sebelumnya?”
Kong Hou mengangguk: “Karena ia tidak bisa menjadi kaisar yang baik, maka ia digulingkan oleh rakyat.”
Qing Yuan: “……………..”
Ketua Puncak yang lain: “……………”
Anak ini sungguh jujur, tetapi dengan membicarakan masalah pergantian penguasa negeri dengan begitu ringannya seperti sedang membahas cuaca, sebenarnya agak sesuai dengan gaya sekte Yunhua mereka.
TN: Gaya penulis bercerita di novel ini sangat menarik dan sering mengundang tawa.