Novel TranslationAscending, Do Not DisturbAscending, Do Not Disturb Translation - Chapter 11

Ascending, Do Not Disturb Translation – Chapter 11 [INDONESIA]

Yue Xia Die Ying author Ascending, Do Not Disturb

Bab 11: Buku Cerita

“Salju tahun ini turunnya jauh lebih awal.” Penjaga toko Sekte Yu Xiao (TN: sekte langit) di kota Yong Cheng masuk ke dalam toko sembari mendekap tangannya, ia melihat para asisten toko sudah mulai menyapu, ia mengangguk dan berkata: “Beberapa hari ini cuaca dingin, kerjaan kalian jadi berat.”

Mayoritas para asisten toko adalah warga lokal kota Yong Cheng, sementara dia sebagai penjaga toko, meskipun hanyalah seorang murid luar sekte Yu Xiao, namun di mata para asisten toko ini, kultivator yang masuk ke dalam sekte besar semuanya hebat. Penjaga toko baru mengatakan sedikit kalimat penyemangat, dan para asisten toko ini langsung termotivasi penuh energi, berusaha untuk mendapatkan lebih banyak bonus akhir tahun.

Penjaga toko menerima teh panas yang telah diseduh oleh salah satu asisten toko, dan baru saja bersiap untuk meneguknya, namun ia melihat di luar ada seorang pria dan wanita sedang datang mendekat. Yang pria mengenakan jubah berwarna putih dengan sulaman warna perak dan merah, sementara yang wanita terlihat masih kecil dan mengenakan setelan rok jaket berbulu (40) dengan rambut tatanan melayang (41) yang sederhana. Gadis itu belum masuk ke dalam toko namun wajahnya sudah tersenyum cerah.

40. 袄裙 Ǎo qún kira-kira seperti ini

41. 垂挂髻Chuíguà jì model rambut seperti ini

“Tamu terhormat, silahkan masuk.” Penjaga toko melihat pakaian yang dikenakan sang pria, ia langsung tahu bahwa pria ini adalah seorang murid langsung dari sekte Yunhua yang sedang membawa shimei kecil atau juniornya berbelanja. Ilmu kultivasinya rendah, maka penjaga toko tidak mampu melihat ilmu kultivasi si pria yang merupakan murid langsung sekte tadi, namun ia bisa melihat ilmu kultivasi si gadis kecil yang berusia tak lebih dari 10 tahun ini; ilmu kultivasinya masih rendah.

“Penjaga toko, kupon tukar uang dari malam tahun baru di tahun lalu, apakah masih bisa ditukar?” Si gadis kecil bertanya.

“Tentu saja masih bisa.” Penjaga toko tersenyum hangat, “Selama itu sebelum acara tahun baru di tahun ini, masih bisa digunakan. Silahkan tamu terhormat memberikan kupon tukar uang tersebut kepada hamba, maka akan hamba proses penukaran uangnya.”

Penjaga toko tidak lantas bersikap tidak ramah hanya karena tamu-tamu ini datang cuma untuk menukar kupon tukar uang, alasan pertama adalah karena kota Yong Cheng adalah wilayah kekuasaan sekte Yunhua. Meskipun sekte Yunhua tindak tanduknya ramah dan sopan tetapi seluruh sekte sangat kompak. Bahkan seekor kelinci akan menggigit jika dibuat marah, maka tak usah dibilang lagi mengenai sekte Yunhua yang notabene merupakan salah satu sekte dari 10 sekte besar di Dunia Lingyou. Alasan kedua adalah demi menjaga keharmonisan, ia adalah seseorang yang dikirim sekte nya untuk menjadi penjaga toko di kota Yong Cheng, bukan berarti dia harus sempurna, namun setidaknya tidak menjadi pembuat masalah. Lagipula uang yang ditukarkan kepada tamu dibayar oleh sekte, apa yang harus diberikan mesti diberikan, agar semuanya senang.

Penjaga toko memang ingin menjaga keharmonisan, namun saat ia menerima setumpuk kupon tukar uang, senyum di wajahnya berubah kaku. Apakah pada malam tahun baru tahun lalu, seluruh murid sekte Yunhua berhamburan ke jalanan untuk menangkap kantong angpao? Bagaimana bisa ada kupon tukar uang sebanyak lebih dari 500 batu spiritual?

“Tamu terhormat, mohon tunggu sebentar.”Penjaga toko mengeluarkan kotak berisikan 500 batu spiritual, kemudian mengeluarkan beberapa puluh batu spiritual dari kotak yang lain, dan meletakkannya di hadapan si gadis kecil.

“Dan ini juga.” Setelah si gadis kecil menyimpan semua batu spiritual ke dalam tas penyimpanannya, ia kembali mengeluarkan selembar kupon yang ternyata bertuliskan kupon tukar untuk satu set jubah ajaib.

Tangan penjaga toko yang menerima kupon tukar jubah ajaib itu agak sedikit gemetar, tetapi ia adalah salah seorang dari 10 penjaga toko terbaik di sektenya, kebanggaan sekte Qing Fu Tang (TN: Aula Kumbang Air Hijau, bisa juga diartikan Uang Hijau), ia benar-benar tidak boleh menunjukkan sedikitpun emosinya pada saat ini: “Harap tamu terhormat mengikuti hamba ke lantai atas untuk memilih.”

Ia mengira si gadis kecil akan memilih satu set jubah ajaib yang sedang banyak digemari oleh para kultivator wanita saat ini. Siapa menduga ternyata si gadis kecil justru memilih set jubah ajaib untuk pria, lalu ia turun ke lantai bawah dengan gembira. Sebelum gadis tersebut pergi, samar-samar ia melihat; di bawah pakaian berbulunya, sepertinya gadis itu juga mengenakan seragam putih sekte dengan sulaman berwarna perak.

Kabarnya di awal tahun ini sekte Yunhua menerima seorang murid langsung yang usianya masih sangat muda, apakah yang dimaksud adalah gadis ini?

Shixiong kedua, aku melihat para warga di sini sepertinya sangat menghormatimu.” Saat Kong Hou berjalan, dari waktu ke waktu ia melihat para warga memberi salam kepada Tan Feng sembari tersenyum, bahkan ada yang ingin memberikan mereka buah-buahan, namun ditolak secara halus oleh shixiong.

“Warga-warga ini bukanlah menghormatiku, tetapi menghormati pakaian yang aku kenakan, tepatnya adalah sekte kita.” Tan Feng berkata, “Warga di kota ini, semuanya berada di bawah perlindungan sekte Yunhua, banyak kawasan di pinggiran kota juga merupakan wilayah sekte kita. Sekte kita selalu memperlakukan semua orang dengan baik dan hanya mengenakan tarif sewa tanah yang rendah, dan ketika kota sedang mengalami bencana alam sektepun memberikan bantuan dana, oleh karena itu semuanya bisa memiliki kehidupan yang baik. Meskipun dari 10 sekte besar, sekte kita hanya berada di urutan ke dua dari terakhir, namun warga yang ingin tinggal di kota Yong Cheng justru sangat banyak jumlahnya, dan kalau warga dari daerah lain ingin mendaftar domisili di kota Yong Cheng kita pun, itu tidak mudah. Setiap tahun selalu diadakan pemeriksaan identitas warga yang membutuhkan banyak upaya dari sekte.”

Barulah Kong Hou mengerti, ternyata sekte Yunhua mereka merupakan juragan tanah terbesar di kota Yong Cheng.

“Bangunan-bangunan yang ada di jalan juga dibangun oleh sekte kita, sehingga jika ada orang dari luar datang kesini untuk berbisnis, mereka bisa membeli toko atau menyewanya.” Tan Feng memperkenalkan kepada Kong Hou wilayah kekuasaan sekte Yunhua, “Oleh karena itu, kota Yong Cheng kami bisa dibilang adalah tempat yang paling populer bagi para warga biasa di seluruh Dunia Lingyou.”

Meskipun terdapat banyak kultivator di Dunia Lingyou, tetapi jumlah penduduk mayoritas adalah orang-orang biasa. Sekte Yunhua sangat memperhatikan kenyamanan dan keselamatan warga-warga biasa dalam mengelola kota Yong Cheng, oleh karena itu reputasinya di kalangan para warga biasa sangat bagus, terlebih lagi para warga kota Yong Cheng juga sangat menghormati dan mengagumi sekte Yunhua.

Mendengarkan shixiong kedua selesai menjelaskan tentang otoritas dan pengaruh yang dimiliki sekte Yunhua, Kong Hou menggeleng sembari menghela napas: “Kalau saja saat ayahku menjabat menjadi kaisar, beliau bisa setengah saja dermawannya seperti sekte Yunhua kita, maka ia tidak akan menyebabkan fondasi ratusan tahun keluarga Ji kami menjadi hancur seketika. Hancur ya hancur, anggaplah sebagai karma, tetapi sangat disayangkan ratusan ribu warga juga ikut menderita.”

Sejak awal Tan Feng telah mengetahui identitas Kong Hou sebagai putri dari dinasti yang digulingkan. Mendengar nada bicaranya dan sikap terbukanya akan masalah penggulingan dinasti seperti ini, ia merasa temperamen macam ini sebenarnya sangat cocok untuk berlatih ilmu kultivasi.

Ia menepuk-nepuk pundak Kong Hou, tanpa mengatakan kalimat apa-apa untuk menghibur.

Kong Hou tersenyum kepada Tan Feng, lalu ia menoleh dan melihat sebuah toko buku, maka ia berjalan menuju toko itu. Tan Feng merasa ragu sejenak, lalu ia hanya meringis sembari mengikutinya.

Pemilik toko buku melihat kedua orang tersebut datang dan dia menyambut dengan ramah: “Kultivator terhormat, silahkan masuk ke dalam untuk melihat-lihat.”

Kong Hou membolak balik rak buku, berbagai macam buku tentang dewa, hantu, monster, semua ada. Selain itu juga ada buku biografi mistis para kultivator yang plotnya seru dan mendebarkan, membuat ia tak rela meletakkannya kembali setelah mulai membacanya.

Ming Feng dari sekte Chenghai (TN: Samudera Jernih) bertarung satu melawan sepuluh, tidak ada yang mampu menghadapinya, membuat semua orang kagum.

Seorang murid baru sekte Zhaohan (TN: Fajar Cerah) bernama Lingbo, memiliki bakat kemampuan 5 dasar spiritual, ia baru masuk sekte selama 10 tahun, namun sudah menjadi master di level Zhu Ji. Dalam semalam ia meluluh lantahkan sekte iblis yang menggunakan wanita dan anak-anak untuk membuat pil ajaib, totalnya lebih dari seratus orang dia musnahkan.

Zhongxi dari sekte Liuguang (TN: Sinar) mencapai level Lian Qi di usia 10 tahun, dan mencapai Zhu Ji di usia 18 tahun. Satu tebasan pedangnya mampu memecahkan setengah gunung. Ia pernah membunuh musuh yang berlevel di atasnya. Tinggi badannya mencapai sembilan kaki, dan sepasang matanya seperti petir, membuat yang melihatnya bergidik. Usianya sekarang tidak lebih dari 300 tahun, namun sudah mencapai level Fen Shen.

Sembilan kaki………

Kong Hou melihat ke arah pintu masuk toko buku, orang ini jadi harus membungkuk kalau memasuki ruangan ya? Dan juga sepasang mata seperti petir, pasti dia terlihat……..sangat unik. Ilmu kultivasinya yang sangat tinggi ini juga tetap tidak bisa mengkompensasi masalah penampilannya yang jelek, benar-benar disayangkan.

Ketika ia meletakkan kembali buku-buku ini, Kong Hou melihat sebuah tanda di sudut bertuliskan ’50 koin giok untuk 500 gram’. Di dalamnya terdapat buku-buku cerita yang telah menguning, penulisnya adalah orang yang sama, yaitu bernama ‘Pengembara Berbakat’ dan entah telah berapa lama buku-buku itu berada di sana, di atasnya sudah tebal berdebu.

“Penjaga toko, buku-buku ini mengapa begitu murah?” Kong Hou membolak balik satu buku, gaya penulisannya cukup bagus.

“Buku-buku itu?” Penjaga toko tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya di depan orang lain, tetapi di hadapan orang-orang dari sekte Yunhua dia mengatakan yang sejujurnya, “Buku-buku ini plot ceritanya umum dan alurnya tidak masuk akal, semua orang tidak suka membacanya. Saya dengar dari pemilik toko buku lainnya, ‘Pengembara Berbakat’ ini kemungkinan besar adalah seorang tuan muda dari keluarga kaya. Ia merasa cerita miliknya adalah yang terbaik, oleh karena itu ia sering meminta bawahannya untuk memberikan buku-bukunya secara gratis kepada toko-toko buku untuk dijual, dan dia pun masih memberikan batu spiritual kepada toko-toko buku ini. Dalam berbisnis, mana mungkin kami melewatkan batu spiritual. Setiap tiba akhir tahun, semua buku ini dijual dengan harga paling murah, dan setelah semua habis terjual, kami laporkan kepada bawahan si ‘Pengembara Berbakat’ bahwa penjualan buku-bukunya bagus, sudah tidak tersisa satu bukupun, kemudian kami menerima uang bonus. Dalam hal ini semua pihak sama-sama untung, meskipun lebih repot namun tidak mengapa. Lagipula kertas buku ini sangat bagus kualitasnya, bisa digunakan untuk membungkus kue atau daun teh di rumah, tidak gampang rusak. Kalau di akhir tahun tidak ada yang membeli buku-buku ini, maka akan saya bawa pulang untuk diberikan kepada tetangga untuk membungkus daun teh.”

Kong Hou menepuk debu tebal di atas sampul buku, dan merasa sedikit kasihan terhadap si ‘Pengembara Berbakat’ ini. Dia pasti tidak tahu bahwa cerita yang ia anggap bagus ternyata sama sekali tidak dihargai orang. Satu-satunya hal yang dipuji bukanlah isi bukunya, namun kualitas kertasnya yang bagus, bisa digunakan untuk membungkus daun teh.

“Aku beli semua buku-buku ini.” Kong Hou tergerak rasa empatinya, maka ia mengeluarkan sebuah batu spiritual dan memberikannya kepada penjaga toko.

“Bagaimana mungkin saya menerima uang anda, kalau anda menyukainya, silahkan ambil saja.” Penjaga toko melambaikan tangannya berulang kali untuk menolak. Semua orang selalu menerima perlindungan dari sekte Yunhua, jika ia masih juga menerima uang dari beberapa buku yang tidak laku dijual ini, hati nuraninya akan merasa terluka.

“Tumpukan buku ini begitu besar, bagaimana mungkin tidak menerima uang.” Kong Hou menggeleng, “Pekerjaan kalian juga tidak mudah.”

Mungkin karena ayahnya telah terlalu banyak melakukan dosa, Kong Hou tidak bisa merasa telah mengambil keuntungan sedikitpun dari penduduk biasa. Di tengah malam, saat semua orang sudah beristirahat, dia seringkali mengeluh, hati nurani dua generasi keluarga Ji, mungkin telah dikaruniakan kepadanya semua.

Penjaga toko tidak mampu menolak, dan menerima batu spiritual tadi, lalu mengantar kedua saudara seperguruan itu sampai keluar toko.

Shimei, shixiong sudah bilang jangan banyak membaca buku cerita.” Tan Feng melihat shimei nya memasukkan setumpukan besar buku-buku cerita ke dalam tasnya lalu berkata dengan suara pelan, “Kalau sampai ketahuan oleh shixiong, kita berdua akan diceramahinya.”

“Ssshh.” Kong Hou menepuk-nepuk tasnya dan memasang wajah seperti telah tidak terjadi apa-apa, “Kalau kamu tidak bilang, aku juga tidak bilang, shixiong tertua pasti tidak akan tahu.”

Tan Feng:……………..

Ia menyaksikan bagaimana shimei nya yang gigih dan penuh motivasi kini belajar untuk diam-diam membaca buku cerita, ini bukanlah kesalahan shimei, tetapi memang fengshui sekte Yunhua tidak bagus.

Beberapa hari setelahnya, Wang Tong yang telah keluar dari meditasinya, mengenakan setelan jubah ajaib yang baru dan berkunjung ke tiap Puncak. Kepada setiap orang ia mengatakan bahwa itu adalah pakaian baru yang dihadiahkan oleh murid kecilnya; si gadis kecil memang menyukai pakaian yang terlihat mencolok. Dia sebagai seorang Guru merasa simpati atas rasa berbaktinya, maka dia hanya bisa mengenakannya agar si murid merasa riang gembira.

Para Ketua Puncak merasa begitu jijik dengan mulut pamer Wang Tong sehingga mereka tidak bisa berlatih kultivasi. Mereka sangat ingin memasang tanda ‘Wang Tong dan setan tidak diperbolehkan masuk’ di Puncak mereka. Sebaliknya, Wang Tong ibarat tidak tahu bahwa para Ketua Puncak telah merasa jijik dibuatnya, dalam sehari ia tidak sabar untuk mengunjungi tiap Puncak lebih dari sepuluh kali, hingga menyebabkan para Ketua Puncak begitu marahnya dan berbalik memarahi murid-murid langsung mereka sendiri.

Gadis kecil berusia sebelas tahun orang sudah mengerti untuk menghadiahi Gurunya sendiri, kalian murid yang sudah hidup ratusan tahun masih belum paham, kalah dengan anak kecil, apa gunanya menerima kalian.

Para murid langsung ini sudah sering mendengar Guru mereka mengambil murid lain sebagai contoh, mereka sudah beradaptasi dengan hal ini. Ketika Guru mereka selesai marah-marah, mereka pun ikut memuji murid lain tersebut. Para Ketua Puncak begitu murkanya hingga hampir saja membanting cangkir teh mereka.

Di saat para Ketua Puncak merasa cemburu dan iri dengki terhadap Wang Tong, ilmu kultivasi Kong Hou menembus tingkat ke tiga dari level Lian Qi (TN: level pertama). Dengan semakin dekatnya perayaan malam tahun baru, para murid yang tidak bermeditasi mulai semakin santai. Kong Hou yang tertular oleh suasana malas-malasan ini, berdiam diri di dalam gua kediamannya dan diam-diam mengeluarkan buku cerita karangan ‘Pengembara Berbakat.’

Cerita dimulai dengan dendam pembantaian seluruh sekte, semua teman si tokoh utama telah mengkhianatinya dan si tokoh utama terpaksa melompat dari tebing. Lalu ia menemukan sebuah kitab mistis rahasia dewa. Kemudian ia berlatih kultivasi menjadi seorang master dan dia tidak pernah dekat dengan wanita manapun. Sejak itu ia menjadi seorang yang tidak terkalahkan di seluruh dunia. Lalu ia naik kahyangan menjadi dewa.

Kong Hou terpana membaca buku itu dan merasa bahwa isi buku tersebut sangat luar biasa.

Orang-orang Dunia Kultivasi benar-benar tidak memiliki kemampuan mengapresiasi, buku cerita yang sangat bagus begini, kok tidak ada orang yang beli.

 

TN: Bahahaha Wang Tong, orang-orang sampe jijik

 

The Dewi
The Dewi
"I am so clever that sometimes I don't understand a single word I'm saying"

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


error: Content is protected !!