- Judul Asli Novel: 勿扰飞升 (Wù rǎo fēishēng)
- Judul Bahasa Inggris: Ascending, Do Not Disturb
- Penulis: 月下蝶影 (Yuè xià dié yǐng)
- Terjemahan / Translation: Indonesia
- List Chapter:
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 1)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 2)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 3)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 4)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 5)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 6)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 7)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 8)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 9)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 10)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 11)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 12)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 13)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 14)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 15)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 16)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 17)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 18)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 19)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 20)
- Ascending, Do Not Disturb (Chapter 21)
Bab 7: Percaya Diri
Melihat semua shixiong dan shidi Guru nya tidak berkata apa-apa, Kong Hou tidak tahu ia telah salah berucap apa, maka dia hanya bisa tersenyum manis kepada para Ketua Puncak.
Entah kenapa hati Heng Yan bergetar, tangannya meraih buah yang berada di atas meja, rasanya ingin meletakannya ke dalam tangan Kong Hou. Namun rasa dingin yang didapat saat menyentuh piring buah membuatnya menjadi tenang kembali. Sekte Yunhua tidak memiliki banyak anak-anak, pria-pria tua seperti mereka tidak ada yang berpengalaman dalam menghibur anak kecil.
Ia berpikir sejenak, lalu mengeluarkan beberapa botol obat dari kantongnya, kemudian ia memberikannya kepada Kong Hou sebagai hadiah pertemuan: “Shibo (32) tidak tahu kamu akan datang hari ini, maka tidak mempersiapkan hadiah pertemuan apa-apa untukmu. Karena itu terimalah obat-obat ini, untuk keadaan darurat. Tetapi kamu harus ingat, setelah menempuh jalan berkultivasi, yang kamu latih adalah jasmani dan juga rohani. Bagaimanapun, kamu tidak akan bisa mencapai hasil maksimal kalau mengandalkan obat-obatan.”
32. 师伯 Shī bó adalah panggilan untuk paman guru.
“Terimakasih atas petunjuk Shibo.” Kong Hou menggenggam botol-botol obat itu, dan perasaannya yang tidak tenang perlahan berubah lega.
Wang Tong yang duduk di kursi terlihat mantap tak tergoyahkan. Dia menunggu sampai semua Ketua Puncak memberikan hadiah pertemuan kepada Kong Hou, kemudian barulah ia berkata: “Baru saja aku menghitung-hitung hari, tiga hari dari sekarang adalah hari yang baik, semua lima elemen sedang harmonis. Maka aku memutuskan untuk mengadakan upacara pelantikan murid di hari itu.”
Heng Yan tahu bahwa meskipun Wang Tong tidak bisa diandalkan dalam melakukan sesuatu, tetapi karakternya keras kepala. Kalau ia telah memutuskan suatu hal, selama itu tidak melibatkan kepentingan sekte, dipukul matipun ia tidak akan merubah keputusannya. Dia lalu melihat ke arah gadis kecil yang patuh dan menggemaskan itu, dan menganggukkan kepalanya: “Baiklah.”
Mendengar persetujuan Kepala Sekte, Wang Tong menoleh ke arah Cheng Yi: “Cheng Yi, kamu sekarang pergi untuk mengabari Aula Lima Elemen agar mereka mempersiapkan pengadaan upacara pelantikan murid.”
“Tak usah terburu-buru, apakah aku akan menarik kembali perkataanku?” Melihat Wang Tong begitu tidak sabaran, Heng Yan tidak tahu harus menangis atau tertawa: “Anak ini baru saja sampai, bawalah dia untuk beristirahat dulu.” Masalah ini telah selesai, kalau dia tidak cepat membubarkan mereka, Wang Tong dan Qing Yuan akan mulai ribut kembali.
“Terimakasih Kepala Sekte.” Wang Tong bangkit dari duduknya, dan melirik ke arah Qing Yuan lalu berkata meremehkan: “Hari ini aku akan memberikan muka kepada shixiong dan tidak membuat perhitungan terhadap seseorang.”
“Kau!” Qing Yuan menggebrak sandaran tangan pada kursinya dan langsung berdiri, “Wang Tong, jangan keterlaluan kau, sudah lama aku mentolerir perilakumu.”
“Sudahlah, sudahlah.” Pei Huai dan dua orang Ketua Puncak yang lain menahannya, “Wang Tong baru saja kembali, kamu jangan membuat masalah.”
“Buat masalah apa! Jelas-jelas dia yang sengaja memprovokasi.” Qing Yuan tidak mampu bergerak ditahan oleh ketiga saudara seperguruannya, dia merasa sewot. Kalau bukan karena ia ingat di sini ada anak kecil, maka dia sudah bersumpah serapah dari tadi.
Sebagai Ketua Puncak, meskipun ia memiliki sifat emosian, ia masih tahu untuk tidak menggunakan kata-kata kotor di depan anak-anak.
“Haha.”Wang Tong mencibir, lalu menggandeng tangan Kong Hou, “Muridku, mari kita pergi.”
Kong Hou mengangguk dengan patuh, sembari berpura-pura tidak melihat ada dendam di antara Guru dan shiboyang ini.
“Murid yang baik, kamu baru sampai di sekte ini, maka kamu harus ingat untuk menjauhi orang hina tertentu.”
Kong Hou: “……………..”
“Kamu tahu apa yang disebut sebagai orang hina?”
Kong Hou mendengar suara benda-benda pecah di belakangnya dan menggelengkan kepalanya tanpa berkata apa-apa.
“Yaitu orang yang dalam hidupnya senang menertawakan orang lain di belakang mereka, orang seperti itulah yang paling busuk dan licik hatinya.”
Di belakang terdengar suara bangku yang ditendang hingga terguling.
Kong Hou melihat Gurunya tampak agak puas, dan hatinya merasa sedikit aneh.
Dunia Kultivasi…..ternyata seperti ini?
Aula Lima Elemen adalah bagian yang bertanggung jawab atas urusan rumah tangga dan resepsi. Kong Hou melihat orang-orang di dalam aula tersebut bekerja tanpa tergesa-gesa. Lalu ia menarik napas dalam-dalam, dan menekan semua perasaan gelisah dan khawatir dalam hatinya.
Setelah ia keluar dari Aula Utama bersama Guru, Guru pergi pulang ke Puncak Qiyue untuk mengatur kembali perasaan hatinya, dan yang menemani dia kemari adalah shixiong tertua. Petugas di Aula Lima Elemen bersikap sangat sopan kepada Cheng Yi, gerakan tangannya yang tadinya lambat kini akhirnya berubah menjadi lebih cepat.
Setelah ia mencatat nama Kong Hou, petugas tadi bertanya: “Di posisi generasi yang manakah gadis ini?”
“Dia adalah shimei kecilku, tiga hari lagi Guru akan mengangkat dia sebagai murid langsung yang terakhir.” Jawab Cheng Yi, “Mohon bantuan anda mengutamakan upacara pelantikan muridnya.”
Tangan petugas itu terhenti sejenak, lalu melihat ke arah Kong Hou yang lebih tinggi dari meja hanya setengah kepalanya saja, kemudian ia tersenyum: “Cheng Yi shishu (33) tidak perlu terlalu sungkan. Sekarang, mohon shishukecil mengulurkan tangan agar shizhi (33) bisa mengambil setetes darah dari jantung untuk menyalakan plakat kehidupannya.”
33. 师叔 Shī shū adalah panggilan untuk seseorang yang dalam generasi yang sama dengan guru namun posisinya di bawah guru. Sementara 师侄 Shī zhí adalah panggilan untuk seseorang yang posisi generasinya lebih dibawah.
Setiap murid sekte Yunhua masing-masing memiliki sebuah plakat kehidupan yang disimpan oleh sekte. Jika suatu hari plakat tersebut hancur, maka menandakan murid tersebut telah gugur.
Kong Hou diam-diam menyentuh dadanya, mengambil darah dari jantung sakit tidak ya?
“Ulurkan tangan kirimu padaku.” Pinta Cheng Yi.
Kong Hou mengulurkan tangannya dengan bingung, lalu ia melihat shixiong tertua menunjuk ke arah ujung jarinya dengan cepat dan setitik darah segar mengalir ke atas plakat giok, kemudian plakat giok tersebut samar-samar mengeluarkan suara dengung dan memancarkan cahaya yang cemerlang. Plakat tersebut lalu melesat di udara dan terbang ke arah aula utama.
“Di belakang aula utama terdapat Aula Matahari Hitam, semua plakat kehidupan murid-murid sekte Yunhua berada di dalamnya.” Cheng Yi mengeluarkan sebotol obat dan mengusapkan obat ke ujung jari Kong Hou, “Sakit tidak?”
Kong Hou menggelengkan kepalanya: “Tidak sakit.”
Cheng Yi mengelus-elus kepala Kong Hou: “Mari pergi, aku akan membawamu ke Puncak Qiyue untuk memilih gua kediaman untuk tempatmu tinggal.”
‘Cheng Yi shishu.” Petugas aula memanggil Cheng Yi, “Kong Hou shishu belum diukur….”
Kong Hou mengira petugas aula telah melupakan suatu hal yang penting, maka ia menoleh ke arah petugas tadi. Namun ia melihat wajah petugas itu justru berubah canggung, dan ia tertawa kering kepada Kong Hou: “Bukan apa-apa.”
“Mmn.” Cheng Yi mengangguk dan mengangkat Kong Hou untuk naik ke pedang terbang, “Aku akan mengajakmu berkeliling sekte Yunhua.”
Melihat pemandangan dari tempat yang tinggi terasa sangat berbeda. Terkadang ada murid lain yang juga berpijak di atas pedang terbang atau senjata lainnya yang muncul di udara, Kong Hou merasa iri melihat mereka bisa terbang dengan bebas: “Shixiong, begitu mulai berlatih kultivasi, apakah langsung bisa terbang?”
“Tunggu sampai kamu mencapai level Zhu Ji, maka kamu akan bisa terbang seperti mereka.”
“Zhu Ji?” Kong Hou membelalakkan matanya, “Harus berlatih berapa lama untuk bisa mencapai level Zhu ji?”
“Di Dunia Lingyou, orang yang mampu berkultivasi itu kemungkinannya hanya satu dari seribu, dan banyak kultivator yang menghabiskan hidup mereka hanya berada di ambang kultivasi yaitu di tahap Lian Qi.” Melihat sepasang mata shimei kecilnya yang penuh dengan rasa ingin tahu, Cheng Yi masih memberitahukannya hal yang sebenarnya tentang kesulitan dalam berkultivasi.
“Lian Qi, Zhu Ji, Xin Dong, Jin Dan, Yuan Ying, Chu Qiao, Fen Shen, Hua Xu, Da Cheng, Du Jie, dari sepuluh tahapan ini, banyak yang berguguran di tiap levelnya.” Cheng Yi menunjuk ke arah Aula Matahari Hitam, “Kamu sudah lihat bangunan kayu di belakang Aula Matahari Hitam?”
Mengikuti arah yang ditunjuk Cheng Yi, Kong Hou melihat di belakang Aula Matahari Hitam terdapat sebuah bangunan kayu yang berdiri sendirian. Entah kenapa, ia merasakan bangunan ini dingin dan suram.
“Di dalam bangunan itu, terdapat plakat-plakat giok yang telah kehilangan sinarnya, yang jumlahnya sudah tak terbilang lagi. Leluhur yang paling tinggi kultivasinya di sana mencapai level Da Cheng, sementara murid yang paling rendah kultivasinya adalah level Lian Qi.” Cheng Yi menatap ke arah Kong Hou dengan serius, “Shimei kecil, kamu harus ingat, perjalanan dalam berkultivasi itu panjang dan banyak rintangannya. Apakah kamu takut?”
Kong Hou tertegun menatap bangunan kayu itu, ketika butiran salju masuk ke matanya, barulah ia tersadar dan menggelengkan kepalanya: “Tidak takut.”
“Benar tidak takut?”
Kong Hou menggeleng: “Ibunda permaisuri pernah berkata kepadaku, melangkahlah ke depan dengan penuh keberanian, barulah kau bisa bertahan hidup.”
Cheng Yi tertawa pelan: “Betul, dalam berkultivasi, hanya dengan melangkah ke depan dengan beranilah baru kau bisa bertahan hidup.”
Setelah mampu memahami hal ini, barulah seseorang bisa berjalan lebih jauh, lebih lama dan lebih panjang dalam berkultivasi.
Di Puncak Qiyue, pada malam saat bulan terlihat di langit, semua bisa menikmati terang bulan dan langit malam yang paling indah, oleh karena itulah tempat ini dinamakan Puncak Qiyue (TN: tempat bulan bertengger ˃́ꇴ˂̀ ). Namun, meskipun ia memiliki nama yang indah, tetap tidak dapat menyembunyikan kenyataan bahwa gua-gua kediaman di puncak ini semuanya sederhana dan bersahaja.
Tempat tidur giok dengan kelambu merah dan karpet hijau, dan juga vas bunga berwarna cokelat tanah yang didapat entah darimana, di dalamnya terdapat beberapa tangkai bunga kecil berwarna kuning, semua ini sama sekali tidak bisa dibilang cantik.
Cheng Yi membawa Kong Hou masuk, dan melihat perabotan di dalam, hampir saja ia kehilangan kendali ekspresi wajahnya. Guru tadi pulang lebih awal untuk mendekorasi gua kediaman shimei, hasilnya begini?
“Gua ini adalah untuk tempatku tinggal sendiri?” Kong Hou penuh dengan rasa penasaran terhadap tempat tinggal seperti ini. Dia pernah membaca di dalam buku cerita, bahwa sangat banyak kultivator tinggal di dalam gua, tetapi ia tak pernah membayangkan gua tersebut ternyata sangat besar!
“Terimakasih Guru, terimakasih shixiong!” Kong Hou memandang ke arah Wang Tong dan Cheng Yi dengan sepasang mata yang berbinar-binar, “Aku suka tempat ini.”
Wang Tong merasa sangat puas, dia yakin anak gadis pasti menyukai benda-benda yang berwarna merah dan hijau. Sementara Tan Feng si murid tidak berbakti itu justru bilang terlihat jelek, bukankah ternyata Kong Hou sangat menyukainya?
Cheng Yi melihat ke arah Guru yang terlihat puas tadi, dan juga shimei kecil yang terlihat senang, dalam hati ia menghela napas panjang, ia merasa sangat khawatir Guru akan mempengaruhi selera shimei kecil.
“Baguslah kalau kau menyukainya, Guru akan kembali ke gua kediaman Guru untuk bermeditasi selama dua hari untuk memperkuat jiwa. Dalam dua hari ini kalau ada hal yang tidak kau mengerti, tanyakan kepada kedua shixiongmu.” Suasana hati Wang Tong sedang sangat baik, saat ia pergi sembari mengelus jenggotnya, senyum di wajahnya tidak pernah surut.
Di atas tempat tidur giok terdapat kasur yang tebal dan lembut, Kong Hou menyentuh tempat tidur giok lalu menoleh ke arah Cheng Yi: “Shixiong, apakah tempat tidur giok bisa membantu menambahkan ilmu kultivasi kita?”
“Meskipun ia tidak mampu menambah ilmu kultivasi, tetapi batu giok bermanfaat untuk mengumpulkan energi spiritual. Saat tubuh kita sedang tidak aktif, ia mampu membantu untuk menyerap energi spiritual langit dan bumi.” Cheng Yi merasa sedikit terkejut, shimei kecil yang belum pernah berpengalaman dalam hal kultivasi, bagaimana bisa mengetahui hal ini.
“Shimei kecil sungguh pintar, bahkan juga tahu akan hal ini.”
“Sebelum Guru mengajakku ke Dunia Kultivasi, aku pernah membaca sebuah buku cerita kultivasi menjadi dewa yang sangat luar biasa, di dalamnya dituliskan banyak hal-hal ajaib tentang Dunia Kultivasi. “ Lanjut Kong Hou, “Toko utama di cerita itu sangat hebat.”
“Shimei, buku cerita tidak bisa dianggap serius…….”
“Dahulu aku selalu merasa aku sama seperti tokoh utama di dalam cerita, sama-sama akan memiliki nasib pertemuan yang ajaib.” Pada saat ini, kedua mata Kong Hou bersinar terang seperti bintang-bintang di langit, “Setelah itu aku bertemu dengan Guru dan shixiong, ternyata firasatku tidak salah.”
Cheng Yi menelan kembali kata-kata yang ingin ia ucapkan berikutnya, dia ingin mengucapkan, buku cerita dari Dunia Fana itu adalah karangan orang. Dunia Kultivasi sama sekali tidak sama dengan yang di ceritakan di dalam buku-buku. Selain itu, juga tidak mungkin ada seseorang yang bisa sama seperti tokoh utama di dalam buku cerita, buku-buku yang penuh dengan cerita pertemuan ajaib dan dendam kesumat. Dan juga di Dunia Kultivasi sudah hampir seribu tahun tidak ada yang naik ke kahyangan untuk menjadi dewa.
Tetapi berhadapan dengan kedua mata Kong Hou, dia tidak bisa mengatakannya.
Anak kecil memiliki pengharapan yang indah akan masa depan, hal ini juga sepertinya bukan hal yang buruk.
“Kalau begitu,” Cheng Yi membungkukkan badannya dan mengusap-usap kepala Kong Hou, “Shimei kecil harus rajin berlatih.”
“Mmn.” Kong Hou berjinjit untuk menepuk-nepuk pundak Cheng Yi, “Jangan khawatir, setelah aku naik ke kahyangan nanti, aku akan mengajak kalian bersama-sama.” Pada saat ini, Kong Hou merasa beban tanggung jawab di tubuhnya terasa berat, lebih dari 500 kilo.
“Terimakasih.” Cheng Yi hampir tidak mampu menahan tawanya.
“Sama-sama.” Kong Hou berpikir sejenak, lalu sembari berlagak seperti sudah tua ia menambahkan: “Kita adalah adik kakak seperguruan, tidak perlu mengucapkan hal seperti ini.”
Cheng Yi akhirnya tidak mampu menahan tawanya.
Siapa yang bilang kalau anak-anak itu sangat menyebalkan, jelas-jelas lucu begini.
TN: Ahahahaha Kong Hou!! Aku nge fans.