Novel TranslationAscending, Do Not DisturbAscending, Do Not Disturb Translation - Chapter 12

Ascending, Do Not Disturb Translation – Chapter 12 [INDONESIA]

Yue Xia Die Ying author Ascending, Do Not Disturb

Bab 12: Melewati Ujian

Dengan suara yang keras, Cheng Yi membanting buku-buku cerita di atas meja. Meja batu yang berat itu bergetar, namun tetap berdiri kokoh, tidak roboh maupun retak.

Cheng Yi dengar kabar kalau shidi membawa shimei turun gunung untuk bermain, ia sebenarnya tidak terpikirkan apa-apa, bahkan merasa karena shimei masih kecil, maka sangat bagus untuk mengajak dia pergi jalan-jalan. Siapa sangka saat ia datang berkunjung hari ini, ia menemukan shimei yang mengaku sedang berlatih kultivasi ternyata sedang membaca buku cerita dengan begitu seriusnya hingga ia tidak menyadari ketika Cheng Yi masuk.

Tan Feng dan Kong Hou begitu terkejutnya hingga mereka mundur selangkah ke belakang, Tan Feng menelan ludahnya, dan mengumpulkan segenap keberanian dan menarik Kong Hou ke belakangnya. Dengan perasaan bersalah ia berkata: “Shixiong tertua, kamu jangan marah, bicarakan semuanya pelan-pelan.”

Kong Hou menarik lengan baju Tan Feng lalu menatap Cheng Yi dengan muka menyedihkan.

Menghadapi tatapan mata Kong Hou yang seperti ini, amarahnya melemah setengah. Seandainya Kong Hou hanya sedikit ingin bersenang-senang, atau gemar dengan perhiasan emas, perak dan giok, maka Cheng Yi bisa meladeninya. Namun terobsesi buku cerita bukanlah suatu hal yang baik, usia Kong Hou masih muda, wawasannya masih sempit, tidak bisa membedakan antara realita dan khayalan dari cerita di dalam buku. Kalau ia menganggap hal-hal yang diceritakan di dalam buku sebagai kejadian nyata lalu berimbas kepada proses kultivasinya, maka pada saat itu obat ajaib apapun tidak akan bisa memperbaikinya.

Cheng Yi menarik napas dalam, dan berusaha keras agar ekspresi wajahnya menjadi lebih ramah sedikit, ia lambaikan tangannya memanggil Kong Hou: “Kong Hou, kemarilah, duduk di sini.”

Shixiong tertua, aku telah berbuat salah, aku tidak akan lagi menjadikan ‘latihan kultivasi’ sebagai kedok untuk diam-diam membaca buku.” Kong Hou merasa malu dan menyesal, terpikirkan bagaimana dalam setahun ini shixiongtertua selalu penuh perhatian kepadanya, lalu dia masih sengaja membohongi shixiong tertua, dan menjadi kecanduan buku cerita selama beberapa hari ini, sampai ia pun lupa berlatih kultivasi.

“Kamu adalah anak yang masih setengah dewasa, masih ingin banyak bermain, aku bukan menyalahkanmu karena hal ini.” Cheng Yi melihat Kong Hou tampak sudah menyesal, lalu ia menariknya agar duduk di sebelahnya, kemudian membolak balik buku cerita yang berada di atas meja, “Buku ceritanya bagus?”

“Gak, gak bagus.” Kong Hou menggeleng-gelengkan kepalanya, ia teringat bagaimana shixiong tertua meskipun sibuk di luar beberapa hari ini, tapi masih ingat untuk membelikan makanan-makanan yang enak dan mainan-mainan yang menyenangkan untuknya, namun ia sendiri justru tidak berupaya untuk berlatih lebih baik, maka ia merasa dirinya sendiri sangatlah menjengkelkan. Semakin lama memikirkan hal ini, Kong Hou menjadi semakin sedih, dan ia mengedip-ngedipkan matanya, berusaha untuk menahan air mata yang sudah memenuhi pelupuknya, “Shixiongtertua, aku minta maaf.”

Tahan, jangan menangis, orang yang sudah berbuat salah tidak berhak bersikap manja.

Cheng Yi mengusap-usap kepalanya, lalu berkata sembari menunjuk ke arah buku cerita: “Cerita ini benar-benar tidak berlogika, terlepas dari mungkin atau tidaknya sekte kecil ini bisa memiliki suatu kitab rahasia yang mampu menarik perhatian semua orang, meskipun misalnya ada, juga tidak mungkin semua orang ingin mempelajari kitab rahasia yang sama. Yang paling penting bagi seorang kultivator adalah melatih jasmani dan rohaninya, kitab rahasia seperti apapun hanyalah sebagai alat bantu. Jika kultivator berasal dari sekte yang sama maka mereka akan memiliki cara berlatih kultivasi yang sama juga, namun di antara para murid pun masih ada perbedaan tingkat ilmu kultivasi. Karena itu, siapa yang akan mengandalkan sebuah kitab rahasia yang tidak jelas kebenarannya untuk menjadi seorang master yang tak tertandingi?”

Kong Hou mengira shixiong tertua akan mengkritik dia yang tidak ada perkembangannya akhir-akhir ini, namun tak disangka ia ternyata ingin membahas rasionalitas cerita di dalam buku ini dengannya. Kong Hou tertegun, tak tahu harus berkata apa.

Cheng Yi mengira Kong Hou tidak paham dengan apa yang ia bicarakan, maka ia berkata: “Setelah energi spiritual terserap ke dalam tubuh, maka harus dilatih sesuai dengan ketentuan, yang paling tabu adalah untuk terburu-buru mencapai sukses dengan cara instan, siapa yang berani menggunakan sebuah kitab rahasia yang belum diverifikasi kebenarannya untuk berlatih kultivasi. Kalau misalnya terjadi suatu masalah, misalnya level ilmu kultivasi yang malah menurun, ini adalah suatu masalah ringan, yang justru lebih banyak terjadi adalah ilmu kultivasi justru menjadi lenyap atau pun sampai kehilangan nyawa. Kamu sekarang ini masih kecil, maka kamu harus mengingat, jangan mudah percaya dengan orang asing yang memberikanmu suatu pil ajaib atau kitab rahasia, siapa tahu ia adalah seseorang yang jahat yang ingin menipu anak kecil.”

Saat ini entah kenapa Kong Hou merasa shixiong tertua mirip seperti seorang tetua yang sedang mengajarkan seorang anak kecil agar tidak membuka pintu sembarangan untuk seseorang yang tidak dikenal.

Melihat penampilan muram Kong Hou, Cheng Yi berkata: “Ini adalah salahku yang tidak terpikirkan sejauh ini, kamu sedang berada di umur yang penuh dengan rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru. Aku akan membelikanmu buku-buku yang cocok dibaca anak muda, dan untuk semua buku-buku ini……..”

Kong Hou mendongak menatap Cheng Yi, dalam hati ia merasa sangat berterimakasih terhadap Cheng Yi, saat ini misalnyapun shixiong tertua memintanya untuk segera membakar semua buku ini, dia pun akan segera menurutinya.

Sayangnya Cheng Yi salah mengerti arti dari tatapan matanya ini, dan dalam hati ia melunak, hingga akhirnya tidak tega untuk mendisiplin shimei yang sejak kecil telah kehilangan kedua orang tuanya dan tidak mendapatkan kasih sayang orang lain ini: “Kalau kamu menyukainya, sekali-sekali  kamu boleh membacanya, tapi sama sekali jangan dianggap serius, terlebih lagi jangan sampai lupa makan dan tidur ketika membacanya. Saat ini kamu sedang dalam masa pertumbuhan, kamu tidak akan tumbuh tinggi kalau tidak tidur dengan cukup, nantinya tidak akan terlihat cantik saat mengenakan rok panjang untuk terbang.”

Kong Hou pernah melihat seorang shijie di sekte yang bertubuh ramping mengenakan rok panjang untuk terbang yang cantik, sejak itu ia sering berkhayal saat ia dewasa nanti ia juga ingin mengenakan pakaian yang cantik seperti itu. Ketika ia mendengar Cheng Yi berkata demikian, ia menganggukkan kepalanya: “Shixiong tertua, aku akan makan dan tidur tepat waktu.”

“Anak baik.” Cheng Yi mengelus-elus kepala Kong Hou, dan menutup buku di tangannya, “Buku-buku ini……”

Kong Hou segera menjawab: “Akan segera aku buang.”

“Tidak perlu begitu juga, aku percaya shimei adalah anak yang baik, sudah paham bagaimana cara mengatur waktu.” Cheng Yi tersenyum kepada Kong Hou, “Isi buku ini meskipun sedikit tidak masuk akal, tapi isinya masih termasuk jinak, tidak penuh dengan kekerasan. Beberapa pemikiran tokoh utamanya pun masih ada beberapa yang positif. Bisa kamu baca untuk mengisi waktu di saat kamu sedang senggang, hanya saja tidak bisa menganggap serius seluruh isi di dalamnya dan mempengaruhi latihanmu.”

Kong Hou menganggukkan kepalanya: “Aku juga merasa si tokoh utama sangat baik hati, si ‘Pengembara Berbakat’ ini pasti memiliki hati yang baik.”

Shimei yang konyol, bagaimana pemikiran tokoh utama di dalam buku, tidaklah sama dengan pemikiran sang pengarang. Sama halnya seperti di Dunia Fana, juga ada sastrawan yang menulis karya yang luar biasa, namun karakternya justru benar-benar tidak layak.” Cheng Yi sangat bersyukur, meskipun Kong Hou masih muda, namun mampu membedakan dengan jelas mana yang benar dan salah, sungguh menggemaskan.

Di seluruh Dunia Kultivasi ini, tidak ada seorang shimei kecil lain yang lebih menawan jika dibandingkan dengan Kong Hou mereka.

“Kamu beristirahatlah dulu, aku dan shixiong kedua mu masih ada hal yang mesti diurus dan harus pergi sebentar.” Cheng Yi berdiri lalu tersenyum kepada Tan Feng, “Shidi, ikut aku keluar.”

Tan Feng ingin mengatakan sesuatu namun menghadapi senyum ramah shixiong tertua, lehernya langsung menyusut dan ia ikut berjalan keluar.

Setelah kedua shixiong pergi, Kong Hou mengusap-usap sampul buku cerita, lalu ia masukkan semua buku cerita itu ke dalam lemari. Ia tenangkan hatinya dan mulai membuka ‘Kunci Sukses Bagi Kultivator Tingkat Lian Qi’, lalu mempelajarinya dengan cermat.

Hingga akhirnya malam perayaan tahun baru tiba, barulah Kong Hou keluar dari gua kediamannya dan pergi berkunjung ke berbagai gua kediaman mereka-mereka yang lebih tua untuk memberi salam. Setelah ia mendapatkan setumpuk kantong angpao, ia menunggu shixiong kedua membawanya turun gunung untuk bermain. Belum terlalu lama ia menunggu, Tan Feng keluar dari gua kediamannya, namun wajahnya terlihat cekung, tampak seperti tidak cukup tidur.

Shixiong kedua, kamu kenapa?” Kong Hou mengeluarkan sebuah botol penjernih energi qi dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Tan Feng.

Tan Feng menerimanya dan meminum seteguk, ia berkata sembari memincingkan matanya: “Energi spiritual di obat ini terasa berlimpah, mirip seperti obat yang dibuat oleh Qing Yuan shishu.” Sebagai Ketua Puncak dari Puncak Chenxia (TN: Cahaya Pagi), Ketua Puncak Qing Yuan adalah yang terbaik dalam membuat obat, hanya saja Guru mereka selalu bertengkar begitu bertemu dengan Ketua Puncak Qing Yuan, oleh karena itu semua orang di Puncak Qiyue sangat sulit untuk bisa mendapatkan obat-obat yang dibuat oleh Qing Yuan shishu.

“Mmn.” Kong Hou mengangguk, “Qing Yuan shishu mengatakan aku adalah seorang gadis kecil, kalau minum ini bukan hanya baik manfaatnya untuk energi spiritual dan kesehatan tubuh, tetapi juga baik manfaatnya untuk kulit. Tempo hari beliau meminta Ling Hui shijie untuk mengirimkan beberapa puluh botol kepadaku.”

Tan Feng mengecap-ngecapkan bibirnya, hatinya terasa rumit, di sekte Yunhua, laki-laki memang busuk tidak ada harganya.

Meskipun umur mereka terpaut 100 tahun lebih, namun mereka justru bisa bermain bersama. Menjelang malam, saat sekte Yu Xiao (TN: sekte langit) membagi-bagikan kantong angpao pun, kedua kakak adik seperguruan itu tidak menahan diri hanya karena mereka adalah murid langsung sekte Yunhua; mereka berhimpit-himpitan di kerumunan orang untuk menangkap kantong-kantong angpao sembari tertawa.

Pada malam perayaan tahun baru tahun ini, meskipun Kong Hou tidak mendapatkan kantong angpao berwarna emas, namun ia masih mendapatkan kupon tukar uang senilai 300 batu spiritual lebih. Kedua adik kakak seperguruan itu lalu membagi rata hasil rejeki nomplok yang telah mereka dapatkan. Kemudian mereka membawa pulang segundukan makanan-makanan ringan yang sedang populer untuk diberikan kepada para saudara saudari seperguruan di sekte mereka.

Dua tahun kemudian, kedua kakak adik seperguruan ini juga tetap tidak lupa untuk mengumpulkan kekayaan kecil dari sekte Yu Xiao di malam perayaan tahun baru. Setiap tahunnya kuota kupon tukar uang mereka berdua tidaklah kecil, sehingga penjaga toko sekte Yu Xiao di kota Yong Cheng juga telah mengenal kedua orang ini.

Pada tahun ke empat perayaan malam tahun baru, penjaga toko telah lama menunggui kedua kakak adik seperguruan ini namun mereka belum juga datang. Ia menunggu beberapa saat lagi, barulah datang sang shixiong, namun kali ini tidak lagi menukar beberapa ratus batu spiritual dan hanya menukar 80 batu spiritual.

Penjaga toko sudah terbiasa melihat mereka berdua menukar batu spiritual dalam jumlah besar, tahun ini tiba-tiba jumlahnya kecil, entah kenapa penjaga toko sedikit merasa kehilangan. Setelah ia selesai menukarkan batu spiritual kepada sang shixiong, ia bertanya sembari tersenyum: “Tahun ini kenapa si dewi kecil tidak kelihatan?”

Shimei mulai bermeditasi sejak tahun lalu, ia sedang bersiap untuk menembus level Zhu Ji, karena itu hanya ada aku seorang diri saja.” Saat menyebut masalah menembus level Zhu Ji, suara si shixiong meninggi sedikit, “Umur dia sekarang ini baru 14 tahun, sekte kami merasa khawatir karena dia baru masuk sekte 4 tahun yang lalu namun sudah mencapai level Zhu Ji. Tetapi ilmu kultivasinya sudah mencukupi, tidak bisa dibendung lagi, maka lebih mengikuti dia saja lah.”

Shixiong yang sudut matanya tersenyum itu, meskipun di mulut ia terdengar pasrah, namun rasa bangga dan pamer di dalam kata-katanya tertulis jelas di muka sang shixiong, ia kemudian mengeluarkan beberapa ratus batu spiritual dari dalam tasnya: “Antar saya untuk memilih sebuah setelan rok untuk terbang, warnanya harus yang lembut dan menyegarkan, cocok untuk dikenakan oleh kultivator perempuan berusia 14-15 tahun.”

Penjaga toko mendengar tentang murid sekte Yunhua yang masuk sekte 4 tahun yang lalu, ternyata ia sedang bersiap untuk menembus level Zhu Ji, ia mengira kupingnya sedang bermasalah. Ternyata sekte Yunhua juga memiliki seorang murid yang rajin seperti ini, atau boleh juga dikatakan; ternyata ada juga murid berbakat yang setelah masuk ke dalam sekte Yunhua masih bisa rajin seperti ini?

Kultivator yang masih berusia muda ini adalah murid langsung dari sekte Yunhua, hal seperti ini tidak bisa disombongkan tanpa dasar.

“Tuan kultivator, mohon ikut saya ke atas untuk memilih setelan roknya.” Penjaga toko memutuskan untuk menyampaikan berita ini kepada sektenya, rasa antusiasnya dalam menerima tamu pun tidak berkurang sedikitpun. Sekte Yunhua bisa memiliki seorang kultivator yang baru masuk sekte selama 4 tahun tetapi bisa menembus level Zhu Ji sudah merupakan sebuah keajaiban besar, masalah berhasil atau tidaknya ia untuk melewati level Zhu Ji……………..

Penjaga toko melirik ke shixiong yang wajahnya penuh senyum di sampingnya itu, ia penuh harap gadis itu akan berhasil, kalau tidak entah bagaimana seluruh sekte itu akan memandang dan memperlakukan si gadis yang menyenangkan itu.

Kong Hou telah bermeditasi selama dua bulan, Cheng Yi yang setahun sebelumnya berhasil memasuki level Jin Dan berjaga di luar gua kediamannya. Daripada disebut berjaga, lebih tepatnya adalah untuk menghadapi para murid sekte yang datang setiap hari ke gua kediaman Kong Hou.

“Cheng Yi shibo, apakah hari ini ada pergerakan dari Kong Hou shishu?”

“Cheng Yi shixiong, ini adalah jimat yang aku pintakan, gantunglah ini di atas pintu masuk gua kediaman Kong Hou shimei.”

Kamu adalah seseorang yang berlatih kultivasi, harusnya kamu bertekad untuk menjadi dewa, kenapa malah mengikuti gaya Dunia Fana, meminta kepada dewa dan memohon kepada Buddha? Dalam hati, Cheng Yi sangat tidak setuju dengan perilaku seperti ini, namun begitu ia tetap menggantung jimat tadi di atas pintu.

Biarlah, lagipula ini adalah niat baik dari saudara satu sekte, tidak boleh disia-siakan.

Seperti inilah hampir 30 hari telah berlalu, di saat semua tetua, teman sebaya dan junior di sekte sudah mulai berpikir harus mempersiapkan apa dan bagaimana untuk menghibur Kong Hou yang kemungkinan gagal mencapai level Zhu Ji, samar-samar awan Uji Coba sepertinya muncul di atas Puncak Qiyue.

Seluruh sekte dari yang sedang berlatih ilmu membuat obat, berlatih ilmu pedang, berlatih ilmu menjinakkan binatang buas, dan berlatih ilmu membuat ajimat, satu per satu meninggalkan hal yang sedang mereka kerjakan lalu pergi berjongkok di sepanjang arah menuju Puncak Qiyue.

Ini adalah Uji Coba untuk mencapai level Zhu Ji bagi seorang kultivator dengan 5 dasar spiritual, pastilah tidak sama dengan Uji Coba orang lain di sekte ini. Jika sampai terlewatkan keramaian yang langka kemunculannya dalam beberapa ratus tahun ini, maka itu sangatlah disayangkan.

The Dewi
The Dewi
"I am so clever that sometimes I don't understand a single word I'm saying"

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


error: Content is protected !!