Novel TranslationAscending, Do Not DisturbAscending, Do Not Disturb Translation - Chapter 14

Ascending, Do Not Disturb Translation – Chapter 14 [INDONESIA]

Yue Xia Die Ying author Ascending, Do Not Disturb

Bab 14: Orang Asing

Kong Hou bermeditasi di dalam gua kediamannya selama beberapa hari, dan setelah menunggu sampai kondisi pikiran dan ilmu kultivasinya kokoh, barulah ia keluar. Dengan mengenakan setelan rok untuk terbang yang cantik yang dibelikan oleh shixiong kedua, ia melompat ke atas pedang terbang yang dihadiahkan oleh shibo Ketua Sekte, suasa hati Kong Hou penuh semangat. Ini adalah pertama kalinya ia menavigasikan pedang terbang seorang diri, kesuksesan ini terasa beda dengan saat dituntun kesana kemari oleh Guru ataupun para shixiong.

Namun saat ia benar-benar sedang terbang di langit, barulah ia merasa sepertinya pedang ini tidak terlalu patuh, ia melayang tidak keruan di udara selama beberapa saat, sampai akhirnya ia bisa menguasai triknya. Setelah ia mampu menapak di atas pedang terbang dengan stabil, ia melirik ke sekelilingnya lalu menghela napas lega; untunglah, tidak ada yang melihat kejadian memalukan ini.

Para anggota sekte di tempat berlatih ilmu beladiri berupaya keras supaya gerakan mereka terlihat alami, agar Kong Hou tidak tahu mereka telah menyaksikan seluruh kejadian tadi. Satu per satu para anggota sekte tersenyum lazim, khususnya para murid di level Zhu Ji ke atas. Kala itu, saat mereka baru mencapai level Zhu Ji, mereka juga langsung naik ke atas pedang terbang dengan penuh semangat, tetapi siapa sangka mereka tidak bisa menguasai energi spiritualnya dengan baik, sehingga mereka menjadi bahan tertawaan orang. Kejadian paling parah adalah ada yang hidungnya sampai patah, dan harus mengandalkan pil mujarab ‘Memulihkan Wajah’ dari Ketua Puncak Chenxia yaitu Ketua Qing Yuan agar hidungnya bisa kembali seperti semula.

Kabarnya bahkan shixiong tertua Wu Chuan, murid yang paling stabil, juga sangat canggung saat ia baru saja mencapai level Zhu Ji dan naik ke atas pedang terbang. Seiring berjalannya waktu, kegiatan mengamati bagaimana para murid yang baru saja naik ke level Zhu Ji menggunakan pedang terbang kini menjadi hobi kecil yang diketahui namun tidak dibahas oleh semua orang di sekte. Namun semua anggota sekte adalah orang-orang yang tahu etiket, mereka boleh melihat, tetapi tidak boleh menertawakan orang yang dimaksud, agar tidak merusak rasa kebersamaan antar saudara seperguruan.

Setelah hati merasa puas melihat hiburan, satu per satu murid mendesah, ternyata murid dengan 5 dasar spiritual ketika mencapai level Zhu Ji juga tidak langsung stabil saat menggunakan pedang terbang untuk pertama kalinya.

Kong Hou mengendalikan pedang terbangnya dengan berhati-hati, jangan sampai menabrak dinding, apalagi sampai menabrak bangunan. Dia mendengar shixiong kedua berkata bahwa Guru pernah merobohkan sebuah rumah di sekte, meskipun ia tidak diusir keluar sekte, namun uang bulanannya dipotong cukup banyak. Dia tidak ingin menjadi seperti Guru, dipotong batu spiritualnya dalam jumlah besar, maka ia berhati-hati.

“Kong Hou shimei.” Ling Hui berdiri di atas tangga batu dan melambaikan tangannya kepada Kong Hou, di belakangnya ada beberapa orang murid langsung yang ikut serta, ada yang laki-laki dan ada yang perempuan, semuanya sudah berdandan megah.

Kong Hou melihat para shixiong dan shijie yang ia undang telah datang, maka ia segera turun dari pedang terbangnya dan berjalan menuju mereka: “Salam kepada para shixiong dan shijie.”

“Setelan rok untuk terbang ini cantik sekali.” : Ling Hui mengeluarkan sekantong buah-buahan kering dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Kong Hou, “Di atasnya pun terdapat mantra perlindungan, siapa yang telah begitu dermawan?”

“Ini adalah pemberikan shixiong kedua kepadaku.” Kong Hou membuka kantong kertas tadi dan memasukkan sepotong buah bayberry (43) kering ke dalam mulutnya, “Sangat enak, terimakasih Ling Hui shijie.”

43. Seperti ini kira-kira

“Cheng Yi dan Tan Feng teramat memanjakanmu.” Memang lebih baik memiliki shixiong, Ling Hui menoleh dan melihat ke arah kedua shidi di belakangnya; tidak seperti mereka yang selalu membuatnya khawatir.

Kedua shidi yang sedang dipelototi itu, mundur ke belakang dua langkah tanpa berkata apa-apa, tak berani melihat ke arah Ling Hui.

Kong Hou berpura-pura seperti tidak memahami kontak mata para shidi dan shijie dari Puncak Chenxia ini: “Kita sudah telat, kita harus turun gunung secepatnya. Hari ini aku membawa banyak batu spiritual, kalian makanlah sepuasnya.”

Ling Hui mengeluarkan pedang terbang dan melemparkannya ke udara, kemudian ia melompat ke atasnya, lalu ia berkata kepada kedua shidi: “Lihatlah para shixiong dan shidi lain, lalu lihatlah diri kalian sendiri.”

Kedua shidi: “……………………….”

Demi menghindari terjadinya konflik antar para shijie dan shidi hanya karena masalah sedikit batu spiritual, Kong Hou segera berkata: “Batu spiritual ini bukan diberikan oleh para shixiong, tapi diberikan oleh Guru kepadaku.”

“Wang Tong shibo…………” dapat batu spiritual darimana?

Ling Hui melihat Kong Hou sudah melompat ke atas pedang terbangnya dan melayang sangat dekat dengannya. Karena ia tidak ingin gambaran akan Guru di dalam hati shimei kecil sebagai sosok yang hebat dan kuat menjadi runtuh, ia putar kalimat di ujung lidahnya menjadi: “Wang Tong shibo sangat baik kepadamu.”

“Mmn.” Kong Hou mengangguk  setuju, “Guru memperlakukanku paling baik.”

Ling Hui merasa ia bisa memahami mengapa Wang Tong shibo berkata bahwa Kong Hou adalah murid langsung terakhirnya; sebab kalau ada dua orang lagi, dia sudah tidak mampu lagi untuk merawat mereka.

Sekelompok murid langsung itu menapak pada senjata ajaib mereka untuk menuruni gunung sembari bersenda gurau. Ini adalah kali pertama bagi Kong Hou untuk mentraktir teman-temannya, hal yang terasa sangat baru dan menyegarkan. Teh apa yang diminum, kue apa yang dimakan, makanan apa yang dipesan; ia menanyakan selera semua orang dengan serius sebelum ia meminta pelayan restoran untuk mempersiapkannya.

Pelayan restoran tersebut adalah seorang pemuda yang belum genap berusia 20 tahun. Melihat seorang gadis berparas jelita, dengan tatanan rambut bunga lily (44), berbicara kepadanya sembari tersenyum manis, selain mengangguk-anggukkan kepalanya untuk menjawab ‘ya’, tidak sekalipun pelayan itu menolak apapun permintaan gadis tersebut.

44. Gaya rambut seperti ini yang dimaksud

Para shixiong dan shijie melihat Kong Hou serius, dan mereka saling bertatapan lalu tersenyum membiarkan Kong Hou mengurus semuanya. Setelah Kong Hou kembali duduk, barulah seorang shixiong menggodanya dengan berkata: “Shimei telah melakukan penelitian yang mendalam akan makanan.”

“Mana ada penelitian.” Kong Hou menerima teh yang dituangkan oleh Ling Hui dan meminum seteguk untuk membasahi tenggorokannya, “Saat aku berada di Dunia Fana, aku adalah seorang putri raja…….”

Satu per satu teman-temannya yang sedang duduk berseru kaget, meskipun hanya seorang putri dari Dunia Fana, tubuhnya dikaruniai aura naga dari langit, hal ini baik manfaatnya dalam berlatih ilmu kultivasi, tidak disangka shimeiternyata memiliki jati diri seperti ini juga.

Terkejut akan suara tarikan nafas dari para shixiong dan shijie, Kong Hou tersenyum sembari merasa sedikit malu: “Tetapi baru hanya beberapa tahun aku menjadi putri, dinasti kami digulingkan.”

Murid-murid yang lain: “………………….”

Senyuman shimei kecil ini terlihat seperti telah sangat memahami arti di balik semua kegemilangan dan kejayaan, terlihat luar biasa.

“Tidak menjadi seorang putri juga tidak mengapa, menjadi putri mana mungkin lebih baik dibandingkan dengan berlatih ilmu kultivasi.” Ling Hui mengeluarkan sekantong buah aprikot kering dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Kong Hou. Kong Hou menerima buah aprikot kering itu dan merasa curiga kalau tas Ling Hui shijie semuanya berisikan makanan ringan.

“Perkataan shijie benar.” Seorang shixiong lain menyambung pembicaraan, “Mempelajari ilmu Dao, berlatih kultivasi untuk memperpanjang umur, bukankan lebih menarik dibandingkan dengan beberapa puluh tahun usia pendek manusia fana?”

Kong Hou mengangguk: “Mmn, manusia fana juga tidak bisa terbang. Mengenakan gaun panjang yang cantik baru terlihat bagus saat terbang.”

Ling Hui sangat setuju dengan perkataan Kong Hou ini: “Betul sekali, semua setelan rok untuk terbang, setelan rok dari sutra, baru terasa berkibar-kibar ketika terbang di udara. Agar bisa lebih lama terlihat cantik, lebih bagus ketika mengenakan rok panjang, lebih banyak makan makanan enak, kita harus berlatih kultivasi.”

Para kultivator yang pria menjaga senyuman di wajah mereka, dan tidak berani untuk turut serta dalam percakapan. Mereka telah lama tinggal di sekte Yunhua dan telah sangat memahami, kalau ingin melewati hari-hari mereka dengan baik, maka saat para wanita sedang berbicara, sebaiknya mereka diam saja.

Sejak jaman dahulu kala, pria yang bersikeras mempersulit wanita, sebagian besar tidak pernah berakhir baik hidupnya.

Pelayanan di restoran sangat cepat, belum lama waktu berlalu buah-buahan dan berbagai macam makanan dingin telah disajikan. Meskipun mereka tidak mengenakan seragam murid sekte Yunhua, namun pelayan restoran pernah melihat mereka sebelumnya. Oleh karena itu, saat menyajikan makanan, pemilik restoran juga memberikan dua kendi anggur kepada mereka secara gratis.

Mereka semua sepantaran dan juga merupakan murid langsung dari berbagai Puncak di sekte mereka, tidak ada perbedaan level satu sama lain, maka saat sedang bersama-sama mereka merasa sangat leluasa. Dalam waktu menghabiskan beberapa cangkir teh saja, Kong Hou sudah mendengar berbagai macam hal yang membuatnya terkesima, bahkan ia sampai lupa makan.

“Lalu, lalu?” Kong Hou mendengar tentang betapa cantiknya murid perempuan seorang tetua dari suatu sekte, “Apakah mereka saling jatuh cinta?”

“Bukan begitu.” Orang yang sedang membahas gosip paling menyenangi pendengar seperti Kong Hou ini, yang berkeinginan agar ia terus berbicara melanjutkan cerita. Meskipun ia merasa pemikiran Kong Hou ini agak sedikit aneh; mengapa sang guru harus ada apa-apanya dengan si murid, apakah sebelumnya dia ada mengatakan bahwa kedua orang ini memiliki hubungan pria dan wanita yang tidak jelas?

“Murid perempuan yang cantik ini jatuh cinta kepada seorang master dari sekte Yu Shou (TN: Pelatihan Hewan Buas), sayangnya master tersebut tidak memiliki perasaan asmara kepadanya.”

Kong Hou membelalakkan matanya, di otaknya sudah terpatri gambaran kegelisahan antara si master dan murid cantik tadi; terpisah oleh jarak, tak pernah bertemu lagi……

“Si murid perempuan adalah seseorang yang blak-blakan, saat ia tahu bahwa si master tidak memiliki perasaan kepadanya, dia sama sekali tidak lantas terpaku. Namun siapa sangka sang master tersebut justru memamerkan kejadian ini dengan mengatakan bahwa murid cantik dari sekte tersebut hanya begini dan begitu saja.” Sampai disini, shixiong memandang rendah terhadap sang master, “Murid perempuan itu mendengar kabar ini, maka ia pukuli si master dengan beringas, semua orang tahu akan kejadian ini.”

Kong Hou menghela napas lega, untunglah sang master tidak mempermalukan si kultivator cantik, dan sang kultivator malah tetap tidak berubah perasaannya terhadap sang master. Kalau tidak, ia akan mati kesal mendengarnya.

“Bukan begitu ceritanya.” Ling Hui melanjutkan, “Yang aku dengar, bukan saja sang kultivator memukuli si master, gurunya si kultivator tadi juga berkelahi dengan para tetua dari sang master dan mengatakan bahwa seluruh sekte mereka berkelakuan rendah, tidak pantas berkultivasi.”

“Ternyata masih ada kelanjutan ini.” Beberapa murid kembali bersemangat, “Perkelahiannya hebat tidak, mereka sampai menangis dan memohon ampun tidak?”

Kong Hou masih ingin mendengarkan lebih lanjut, namun ia mendengar suara keributan dari luar restoran, maka ia membuka jendela dan menjulurkan kepalanya keluar untuk melihat.

Di luar restoran adalah sebuah jalanan, disana bukan hanya terdapat toko-toko tetapi juga juga ada beberapa pedagang asongan lokal. Saat jalanan sedang ramai, mereka bisa berjualan sedikit barang-barang dan menghasilkan sedikit uang, sangat jarang muncul perselisihan di sini.

Tetapi suara pertengkaran terdengar keras hari ini, beberapa pelayan wanita yang cantik rupawan memapah kursi pelangkin yang lembut dikelilingi oleh pengawal-pengawal yang bertubuh tinggi dan kuat. lmu kultivasi para pengawal ini semuanya di atas level Zhu Ji dan mereka semua terlihat angkuh. Sepertinya mereka tidak senang di tempat ini terdapat terlalu banyak orang yang berjualan dan mempengaruhi kemegahan mereka. Dua orang pria paruh baya yang mengenakan jubah abu-abu sedang meneriaki para pedagang asongan agar mereka minggir.

Namun warga kota Yong Cheng sudah terbiasa malas dan juga jarang berhadapan dengan kultivator yang tidak masuk akal. Ketika mereka melihat para kultivator pendatang ini demikian garangnya, semuanya berlagak seperti tidak mendengar apa-apa, mereka hanya menundukkan kepalanya untuk merapihkan barang-barang di kios mereka.

Para pembeli yang sedang memilih barang menoleh dan melihat-lihat ke arah orang-orang asing ini yang entah datang darimana, dan memutar mata mereka tanda menyindir. Mereka lalu berbalik badan dan kembali menawar harga dengan pemilik kios: “Saya adalah pelanggan setia sampeyan, bulatkanlah harganya kebawah sedikit.”

“Bu, benar-benar tidak bisa lebih rendah lagi. Karena memandang anda adalah pelanggan setia, saya sudah memberikan harga paling rendah.” Pemilik kios menggeleng, lalu memilih-milih di dalam keranjang, dan mengambil dua buah-buahan: “Bagaimana kalau saya tambahkan dua buah sebagai bonus.”

Dua orang kultivator paruh baya tadi tidak menduga teriakan mereka ternyata tidak menghasilkan efek apapun, mereka merasa sedikit malu. Tepat pada saat ini, orang yang berada di dalam kursi pelangkin lembut itu mendengus dingin dan merekapun gemetar ketakutan. Lalu kedua kultivator tadi berbalik badan dan menendang dua kios dagangan yang paling dekat dengan mereka, “Manusia fana bodoh, di hadapan leluhur level Yuan Ying, kalian tidak cepat-cepat minggir?”

Di Dunia Kultivasi, kultivator yang bisa memasuki level Jin Dan hanya sedikit jumlahnya, dan kultivator di level Yuan Ying lebih sedikit lagi jumlahnya. Sebagai tanda rasa penghormatan, maka kultivator di level Yuan Ying diberikan titel ‘Leluhur’.

Warga kota Yong Cheng yang ditendang kiosnya tertegun, apakah mereka ini sedang diganggu oleh para kultivator pendatang yang kampungan?

“Di dalam wilayah kota Yong Cheng, anda tidak boleh kasar.” Di saat semua orang sedang tercengang, beberapa orang anak muda mudi melompat keluar dari sebuah restoran dan menghadang di hadapan para kultivator ini.

Sudah datang, sudah datang.

Para warga kota Yong Cheng berhamburan membantu pemilik kios untuk membenahi barang-barang yang ditendang tadi, kemudian dengan cepat mereka bersembunyi dibalik dinding, jendela ataupun pintu, lalu menjulurkan kepala mereka keluar untuk melihat keseruan.

Sudah sangat lama kota Yong Cheng tidak kedatangan kultivator-kultivator yang sombong dan bodoh, mereka merasa sedikit bersemangat.

The Dewi
The Dewi
"I am so clever that sometimes I don't understand a single word I'm saying"

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


error: Content is protected !!