Novel TranslationAscending, Do Not DisturbAscending, Do Not Disturb Translation - Chapter 8

Ascending, Do Not Disturb Translation – Chapter 8 [INDONESIA]

Yue Xia Die Ying author Ascending, Do Not Disturb

Bab 8 Upacara Pelantikan Murid

Ketua Puncak dari Puncak Qiyue membawa seorang gadis kecil dari Dunia Fana, dan kabar berita gadis tersebut akan dijadikan murid langsung yang terakhir tersebar sangat cepat ke seluruh sekte Yunhua.

Semua orang di sekte Yunhua memiliki kepribadian pemalas, mereka selalu mengatakan segala hal itu sudah sesuai nasib, hanya saja saat membicarakan gosip, mereka terlihat sangat aktif dan bersemangat. Lima tahun sebelumnya, saat para sekte besar mengadakan Pertandingan Persahabatan, murid-murid dari sekte Yunhua menjadi lupa waktu karena sibuk melihat kemeriahan acara dan akibatnya mereka jadi tidak bisa ikut serta dalam pertandingan. Mereka lalu mendapat peringkat terakhir di antara sekte-sekte yang lain, dan menjadi sumber ‘kemeriahan’ di mata orang lain.

Meksipun akibat melihat kemeriahan saat itu harus dibayar dengan harga yang mahal, namun para murid sekte Yunhua masih tetap menekuni kegemaran ini. Untungnya mereka masih mengerti untuk tidak berucap sembarangan setelah selesai melihat suatu kemeriahan, mau bergosip pun harus dilakukan diam-diam, kalau tidak sudah lama mereka dipukul mati.

Ada yang mengira gadis kecil ini adalah anak dari hasil hubungan di luar nikahnya Ketua Puncak Wang Tong, alasannya adalah karena umur gadis ini belum mencapai 10 tahun, sementara Ketua Puncak Wang Tong pergi ke Dunia Fana selama hampir 10 tahun, perhitungan waktunya sangat pas. Tetapi  para murid yang berada di tempat berlatih bela diri yang melihat Kong Hou tempo hari merasa Ketua Puncak Wang Tong, dengan mata dan hidungnya yang kecil, tidak mungkin bisa punya anak yang begitu menggemaskan, meskipun misalnya ibu si gadis kecil itu cantik, penampilan si anak tetap akan terseret ke bawah oleh wajahnya Ketua Puncak Wang Tong.

Pernyataan ini masuk akal, dan sangat banyak orang menyatakan hal ini fakta yang tidak bisa dipungkiri.

Sebagaimana yang telah diketahui semua orang, mereka yang berasal dari Dunia Fana tidak pernah memakan makanan yang mengandung energi spiritual semenjak mereka lahir. Meskipun seandainya mereka memiliki bakat kemampuan berkultivasi sejak lahir, namun dengan seiring berjalannya waktu, bakat kemampuan itu akan hilang. Oleh karena itu, sekte-sekte besar tidak akan membawa seorang murid dari Dunia Fana. Hanya sekte-sekte kecil yang terkadang menerima beberapa murid dari Dunia Fana untuk menjadi murid luar sekte. Murid dari Dunia Fana yang bisa menjadi murid dalam sekte itu sangat sedikit sekali.

“Saat aku baru saja masuk sekte, aku pernah mendengar sebuah kabar burung.” Seorang murid mengayunkan pedangnya dengan perlahan, mata dan telinganya siaga mengawasi jika ada pengawas atau Ketua Puncak yang muncul, “Ketua Puncak Wang Tong adalah seseorang yang dibawa dari Dunia Fana oleh salah satu leluhur sekte ini.”

“Omong kosong, kalau Ketua Puncak Wang Tong adalah orang yang berasal dari Dunia Fana, mana mungkin dia bisa menjadi kekuatan besar di level Chu Qiao. Spekulasi seperti ini lebih asal-asalan lagi ketimbang mengatakan bahwa gadis kecil itu adalah anak hasil hubungan luar nikahnya Ketua Puncak Wang Tong.” Semuanya merasa pernyataan ini konyol. Maka murid yang mengatakan hal ini tadi, tidak berkata-kata apapun lagi karena begitu marahnya.

Tetapi orang-orang ini tidak menggunakan otaknya untuk berpikir, kalau Ketua Puncak Wang Tong lahir di Dunia Lingyou, bagaimana mungkin Ujian Hatinya adalah membuat lukisan gulali, anak-anak dari Dunia Lingyou mana ada yang memiliki pemikiran aneh seperti ini?

Tentu saja, ini tidak termasuk tetua yang berambisi untuk menikahi orang tercantik di dunia itu, beliau adalah anomali istimewa dari semua karakter orang-orang Dunia Lingyou.

Tidak peduli seberapa penasarannya para murid sekte, upacara pelantikan murid yang diadakan tiga hari kemudian tetap berjalan sesuai jadwal, dan karena Ketua Puncak telah menerima murid langsung yang terakhir, maka upacara pelantikan diadakan dengan begitu agung. Dua dari tiga orang tetua sekte juga turut hadir, sementara seorang lagi sedang dalam pengasingan, tidak ada yang berani mengganggunya.

Dua orang tetua ini juga telah tahu bahwa Wang Tong membawanya dari Dunia Fana. Kelebihan paling besar untuk kultivator yang telah hidup lebih dari seribu tahun seperti mereka ini adalah; mereka tidak gemar ikut campur. Selama Wang Tong merasa senang, mereka juga tidak memiliki rasa keberatan apa-apa.

Setelah tetua Shu Jiu melangkah keluar, ia langsung menundukkan kepalanya untuk  merapikan pola bunga pada jubahnya. Ia menyukai pola 32 kelopak bunga kamelia, tetapi ia menghitung di bajunya hanya ada 31 kelopak bunga kamelia, hal ini menyebabkannya merasa tidak nyaman.

Tetua Gu Yu di sebelahnya sedang duduk dengan tegap, ia terlihat perkasa dan energik, sehingga membuat orang-orang yang berhadapan dengannya secara tak sadar terlihat lemah.

Melihat Shu Jiu sibuk sendiri, Gu Yu mengerutkan keningnya, tetapi karena senior-senior lain juga sedang hadir di aula utama, dia tidak berucap apa-apa namun ia menggunakan ilmu transmisi suara.

“Duduk yang benar, ini adalah upacara pelantikan cucu murid, apa kamu tidak malu tidak bisa diam begitu?”

Shu Jiu melirik ke arah Gu Yu, namun Gu Yu mengabaikannya dan tetap memasang air muka yang serius dan terhormat. Shu Jiu meluruskan pinggangnya dengan kesal, dan entah apakah ini hanya perasaannya saja namun ia merasa seperti ada yang mulai terasa gatal di punggungnya?

“Dong.”

Lonceng berbunyi dan upacara pelantikan dimulai.

Shu Jiu menggoyang-goyangkan pundaknya, kenapa semakin lama semakin terasa gatal? Tetapi ia masih ingin ada muka di hadapan para junior, maka dia menahannya.

Di luar pintu aula, Cheng Yi dan Tan Feng berdiri mengapit kedua sisi Kong Hou, ketiganya mengenakan seragam sekte yang berwarna putih dengan sulaman warna perak dan merah. Pakaian ini menandakan identitas mereka sebagai murid langsung dari Ketua Puncak. Kong Hou tidak memiliki ilmu kultivasi, maka Cheng Yi khawatir ia akan merasa kedinginan, oleh karena itu ia memberikan mantel berbulu kelinci untuk Kong Hou kenakan dan masih juga diam-diam memberikannya penghangat tangan (34).

34. Kira-kira seperti ini bentuknya.

Setelah mendengar lonceng berbunyi, Cheng Yi mengambil penghangat tangan yang digenggam Kong Hou: “Masuklah.”

Senyum penuh semangat di wajah kedua shixiong nya memberikan keberanian untuk Kong Hou, ia menarik napas dalam lalu melangkahi ambang pintu yang tinggi.

Ada banyak orang di dalam aula utama, ada yang sedang berdiri, ada yang sedang duduk, batu-batu permata yang menghiasi dinding berkilauan, menyinari aula utama itu dengan cahaya terang benderang. Kong Hou memandangi kerumunan orang-orang, dan pandangan matanya terhenti pada Wang Tong yang sedang berdiri di hadapannya.

Di dalam Dunia Kultivasi, hubungan antara guru dan murid merupakan suatu hal yang sangat penting. Setelah murid berlutut memberikan hormat, maka posisi Guru ibarat orang tua kandung. Ayah memberikan kasih sayang, sementara anak juga harus berbakti, kalau tidak maka seluruh Dunia Kultivasi akan mengkritik mereka.

Kong Hou berlutut di hadapan Wang Tong, kedua tangannya di atas lantai dan memberikan Wang Tong ritual kowtow besar (35).

35. 三拜九叩 Sān bài jiǔ kòu ritual yang dilakukan di hadapan Kaisar ataupun orangtua, dan merupakan bentuk kowtow yang paling lengkap/besar. Yang melakukan kowtow akan berlutut dari posisi berdiri sebanyak tiga kali lalu menyentuh lantai dengan keningnya sebanyak tiga kali tiap kali berlutut. Jadi totalnya ada 9 kali bersujud dengan kening menyentuh lantai.

“Murid Kong Hou, memohon Guru untuk meminum teh.”

Setelah melakukan ritual kowtow besar, Kong Hou mengambil teh yang telah dipersiapkan seorang murid, lalu meraba-raba temperatur cangkirnya, kemudian ia berlutut di hadapan Wang Tong kembali.

“Hari ini kau telah tergabung kedalam sekte Yunhua ku. Jadikan sekte Yunhua sebagai kebanggaanmu, perkuatkanlah sekte ini, dan berlatihlah ilmu kultivasi dengan keteguhan hati.” Wang Tong menerima cangkir teh tadi, dan meminumnya dalam sekali teguk lalu membungkuk untuk membantu Kong Hou yang sedang berlutut di lantai untuk berdiri. Kemudian ia menggosok-gosok dengkulnya dan bertanya pelan: “Berlutut sakit tidak?”

Kong Hou menggeleng sembari berseri-seri.

“Banyak peraturan jelek di dalam sekte.” Wang Tong kembali menggosok-gosok dengkul si murid kecil, lalu ia berbalik badan untuk memberi hormat kepada Ketua Sekte Heng Yan dan kedua tetua Shu Jiu dan Gu Yu, “Wang Tong tidak berbakat, tidak berniat untuk mendidik murid yang lain, Kong Hou adalah murid langsung terakhir ku, mohon semuanya menjadi saksi.”

Wang Tong sudah mengatakannya sejak awal, dia hanya akan menerima 3 orang murid langsung, oleh karena itu semua yang hadir tidak ada yang terkejut. Tetua Gu Yu bahkan menganggukkan kepalanya dengan puas: “Kau didiklah baik-baik ketiga murid ini, inipun sudah tidak mudah.” Wang Tong tidak memiliki temperamen yang baik, keberuntungannya pun tidak terlalu bagus, namun keberuntungannya dalam mendapatkan murid luar biasa cemerlang, Cheng Yi dan Tan Feng berbakat menonjol, temperamen mereka pun tenang, jauh lebih mantap ketimbang Wang Tong.

Gadis kecil ini berwajah elegan, dan tatapan matanya dalam, mau seperti apapun bakat kemampuan yang dimilikinya, kepribadiannya tidak mungkin jelek. Dalam berkultivasi, meskipun bakat itu penting, tetapi kepribadian tidak bisa diabaikan. Sekte Yunhua tidak berharap untuk mendominasi seluruh Dunia Kultivasi, mereka hanya berharap bisa menjaga keselamatan seluruh muridnya, oleh karena itulah kepribadian dianggap lebih penting dibandingkan bakat.

Perkataan Gu Yu membuat Wang Tong tertawa kering dengan canggung, lalu ia menunduk dan menatap kedua mata murid kecil yang kebingungan, kemudian ia menghela napas dengan lega. Untungnya Kong Hou masih kecil, masih belum paham. Ia mengeluarkan plakat identitas murid, dan meletakkannya di dalam genggaman Kong Hou dengan teguh, “Mulai saat ini kamu telah menjadi murid sekte Yunhua, beri salam hormat kepada tetua Gu Yu dan tetua Shu Jiu.”

“Tidak perlu formal begitu.” Gu Yu berkata tanpa ekspresi di wajahnya.

Semua orang merasa tegang, apakah tetua Gu Yu merasa tidak senang Wang Tong menjadikan seorang murid dari Dunia Fana menjadi murid langsungnya yang terakhir dan sekarang sengaja mempersulit?

“Aku adalah shishu dari Guru mu, kamu panggil aku dengan ‘kakek shishu’ saja sudah cukup.” Gu Yu ingin terlihat lebih ramah sedikit, tetapi bagi seseorang yang biasanya tidak pernah tersenyum, maka saat ia tersenyum, justru jadi terlihat tidak alamiah. Dia menarik-narik ujung bibirnya dan menghasilkan ekspresi wajah yang seperti sedang senyum terpaksa. “Berdasarkan peraturan urutan keluarga di Dunia Fana, aku adalah kakek paman mu.”

Kong Hou tersenyum manis kepada pria tua di hadapannya, yang terlihat serius namun pandangan matanya lembut ini. Dia memanggil dengan suara renyah: “Kakek shishu.”

“Mmn.” Gu Yu mengeluarkan kotak berbalut bahan brokat dari jubahnya, dan menyodorkannya kepada Kong Hou sembari berkata dengan kaku: “Anak baik.”

“Terimakasih Kakek shishu Gu Yu.” Kong Hou menoleh ke arah Guru dan melihat Guru tersenyum kepadanya, maka ia mengulurkan tangan untuk menerima kotak brokat itu dari Kakek shishu Gu Yu, kemudia ia memberi hormat.

Shu Jiu melihat ternyata Gu Yu telah mempersiapkan sebuah hadiah pertemuan untuk sang junior tanpa memberitahunya. Maka dengan cepat ia mengeluarkan sebuah pedang terbang dari kantong penyimpanannya untuk diberikan kepada Kong Hou, sebagai balasannya ia menerima panggilan ‘Kakek shishu Shu Jiu’ yang manis. Seketika ia merasa gembira dan segar jiwa dan raga, bahkan rasa gatal di punggung dan juga kelopak bunga kamelia yang hilang satu tadi langsung terlupakan semua.

Semua yang menghadiri upacara pelantikan murid menghela napas lega, kedua tetua ternyata tidak merasa keberatan terhadap permasalahan Wang Tong telah menerima seorang gadis kecil dari Dunia Fana yang tidak jelas bakat kemampuannya untuk menjadi murid. Dengan demikian, posisi gadis kecil ini sebagai murid langsung sudah mantap sekarang.

Sebagai anggota sekte, yang terpenting adalah hati yang senang, terlepas dari bakat kemampuan seseorang bagus atau tidak, ataupun dari dunia mana seseorang berasal, toh masalah ini tidak mempengaruhi mereka. Dengan kebersamaan yang saling beramah tamah dan harmonis lah, hari-hari bisa dilewati dengan nyaman.

Sebuah upacara pelantikan murid yang kemungkinan di sekte lain akan diadakan dengan penuh drama, justru berakhir dengan gembira di sekte Yunhua. Bagi para murid dalam sekte dan luar sekte, satu-satunya hal yang disesali adalah berkurangnya satu kesempatan untuk menjadi murid langsung.

Namun Puncak Qiyue juga bukan pilihan pertama mereka, karena sebagaimana yang telah diketahui orang-orang, dari kelima Ketua Puncak, Ketua Puncak Wang Tong………..adalah yang termiskin. Tidak peduli apakah mereka sedang pergi ekspedisi ke dimensi ajaib ataukah sedang ikut serta turnamen uji kemampuan, keberuntungan Ketua Puncak Wang Tong selalu luar biasa buruk, dari awal sampai akhir tidak pernah mendapatkan apapun yang bagus.

Tetapi kalau mengatakan keberuntungan dia buruk, keberuntungan dia juga luar biasa bagus. Karena meskipun ia telah memasuki begitu banyak dimensi ajaib, dia masih bisa keluar hidup-hidup, bahkan terluka parahpun tidak pernah.

Atau mungkin ini adalah yang sebagaimana disebut orang-orang; orang miskin panjang umurnya. Entah apakah ini disebut suatu keberuntungan atau sebuah tragedi.

Di Puncak Qiyue, Guru dan tiga muridnya sedang duduk pada sebuah meja batu. Wang Tong memandangi murid kecil yang sedang bermain-main dengan batu giok berbentuk labu lalu menoleh ke arah murid tertuanya. Lantas Cheng Yi berpura-pura tidak mengerti lalu melirik ke arah Tan Feng.

Berhadapan dengan tatapan Guru dan shixiong tertua, Tan Feng berkata sembari tersenyum: “Shimei, kamu sudah terbiasa tinggal di Puncak Qiyue?”

“Mmn.” Kong Hou meletakkan labu giok nya ke samping lalu meluruskan punggungnya, “Guru, apakah sekarang aku sudah bisa berlatih ilmu kultivasi?”

Ketiga pria dewasa itu terdiam sejenak, dan Tan Feng, yang sekali lagi dipelototi oleh Guru dan shixiong tertua, tertawa kering dua kali: “Shimei, dalam berlatih ilmu kultivasi kita harus fokus terhadap lima elemen langit dan bumi, serta keseimbangan energi yin dan yang, oleh karena itu bagi para murid yang masing-masing memiliki bakat kemampuan yang tidak sama akan melalui metode berlatih yang berbeda.”

“Kalau begitu, metode berlatih apa yang cocok untukku?” Kong Hou bertanya penuh harap.

“Ini…………….” Tan Feng kehabisan kata-kata. Sebelum upacara pelantikan murid, mereka tidak memperbolehkan shimei kecil untuk diukur bakat kemampuannya, karena mereka khawatir jika setelah diukur ternyata hasilnya adalahshimei kecil tidak memiliki bakat kemampuan untuk berkultivasi, maka tidak baik bagi Guru untuk tetap bersikeras menjadikan shimei kecil untuk menjadi murid langsung terakhirnya.

Namun sekarang upacara pelantikan murid telah selesai, masalah shimei memiliki bakat kemampuan untuk berkultivasi atau tidak sudah tidak penting lagi. Tetapi mereka masih merasa takut jikalau shimei memang benar-benar tidak memiliki bakat kemampuan untuk berkultivasi, apakah dia akan menjadi sedih.

“Kamu harus diukur dulu bakat kemampuannya, baru ketahuan.” Cheng Yi mengusap-usap kepala Kong Hou, “Shixiong akan membawamu untuk diukur bakat kemampuannya ya?”

“Ya.” Kong Hou menyanggupi, matanya yang bulat berkedip-kedip, namun sudut-sudut bibirnya sedikit mengerucut.

Cheng Yi menggandeng tangan Kong Hou, mereka berdua tidak naik pedang terbang dan berjalan dengan sangat perlahan.

“Sekte Yunhua memiliki sangat banyak murid, ada yang berbakat bidang sastra dan ada yang berbakat dalam ilmu bela diri.” Cheng Yi telah bertekad, jika shimei kecil memang tidak memiliki bakat kemampuan sama sekali dalam berkultivasi, maka ia akan mencari hal yang bisa dikerjakan oleh shimei kecil, agar dia memiliki rasa percaya diri sebagai anggota sekte.

“Lukisan leluhur yang dipajang di aula utama, bukankah terlihat nyata seperti benar-benar hidup, persis seperti manusia asli?”

Kong Hou menganggukkan kepalanya.

“Lukisan itu dibuat oleh seorang leluhur yang bakat kemampuan berkultivasinya sangat buruk, beliau tidak memiliki kemajuan dalam berkultivasi, tetapi karena keahlian melukisnya yang luar biasa, beliau dihormati oleh para kultivator di Dunia Kultivasi…..”

Shixiong tertua, apakah kau khawatir bakat kemampuanku tidak baik?” Kong Hou menepuk-nepuk punggung tangan Cheng Yi yang sedang menggandengnya, “Jangan khawatir, aku yakin aku adalah bibit bakat berkultivasi yang sangat bagus.”

Cheng Yi: Apakah anak kecil selalu percaya diri seperti ini?

Saat ini ia merasa lebih khawatir lagi, tunggu saat shimei kecil mengetahui bahwa keberuntungannya tidak sebagus tokoh utama di dalam buku cerita, apakah dia bisa menerimanya?

Buku cerita dari Dunia Fana yang isinya kacau balau itu sungguh membuat orang celaka.

 

The Dewi
The Dewi
"I am so clever that sometimes I don't understand a single word I'm saying"

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here


error: Content is protected !!